Kamis 07 Mar 2019 15:10 WIB

Belasan Daerah di Jatim Dilanda Banjir, Madiun Terparah

BPBD Jatim menyebutkan ada 14.280 keluarga yang terdampak banjir di Madiun.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Banjir Madiun. Sejumlah warga menyelamatkan diri di atas atap rumah saat terjadi banjir di Desa Purworejo, Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (6/3/2019).
Foto: Antara/Siswowidodo
Banjir Madiun. Sejumlah warga menyelamatkan diri di atas atap rumah saat terjadi banjir di Desa Purworejo, Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (6/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim Suban Wahyudiono mengungkapkan, intensitas hujan yang tinggi sejak 5 Maret 2019 menyebabkan 15 kabupaten/ kota di Jawa Timur mengalami banjir. Semua kabupaten/kota yang terendam banjir adalah yang berada di bagian barat Jawa Timur.

Suban mengatakan wilayah itu seperti Magetan, Ponorogo, Kabupaten dan Kota Madiun, Trenggalek, Ngawi, Nganjuk, Bojonegoro, Kediri, dan lain sebagainya. Suban menjelaskan, dari semua kabupaten/kota yang terendam banjir, yang terparah adalah Kabupaten Madiun.

Baca Juga

Di wilayah itu, total ada 14.280 keluarga yang terdampak banjir tersebut. Mereka tersebar di 8 kecamatan, dan 39 desa. Kendati demikian, Suban memastikan musibah tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

"Madiun ini cakupan luasannya yang terdampak ini ada 8 kecamatan, 39 desa, dengan total 14.280 kepala keluarga yang terdampak. Kalau sawah yang tergenang hampir 250 hektar. Korban jiwa tidak ada," kata Suban saat dihubungi Republika, Kamis (7/3).

Suban menegaskan, selain intensitas hujan yang tinggi, penyebab meluasnya cakupan banjir di Madiun adalah jebolnya sungai Jeroan di tiga titik. Karena itu, lanjut Suban, di titik tertentu, banjir di Madiun ini mencapai kedalaman empat meter meski saat ini volume air sudah mulai surut.

"Banjirnya macam-macam, ada yang sampai empat meter juga. Biasanya yang empat meter itu tidak di pemukiman, tapi di pesawahan atau dekat-dekat sungai itu. Ada tiga titik tanggul jebol di sungai Jeroan itu. Sekarang sudah disiapkan, dan besok mulai diperbaiki," ujar Suban.

Suban memastikan, masyarakat yang terdampak banjir Madiun tersebut sudah berada di lokasi yang aman. Selain itu, bantuan-bantuan seperti makanan, dapur umum, pakaian, sudah disiapkan oleh Pemprov Jawa Timur. Selain itu, perahu-perahu juga sudah disiagakan di lokasi banjir tersebut.

Daerah lain di Jawa Timur yang juga dilanda banjir di antaranya di Kabupaten Nganjuk. Banjir akibat luapan Sungai Kuncir ini melanda 12 desa di enam kecamatan.

Di Kabupaten Ngawi, luapan Sungai Bengawan Madiun menyebabkan 4.490 KK di 18 desa, di enam kecamatan juga terdampak banjir. Kemudian di Magetan, luapan sungai di Desa Ngelang, Kecamatan Kartoharjo, menyebabkan desa setempat terendam banjir. 

Hal serupa terjadi di Kabupaten Sidoarjo. Banjir terjadi akibat luapan Sungai Avoer, dam merendam rumah 498 KK di tiga desa di Krembung. Di Kabupaten Kediri, luapan air sungai menggenangi Kecamatan Gurah.

Selanjutnya di Kabupaten Bojonegoro, luapan Kali Pacal membanjiri 23 desa di delapan kecamatan. Adapun di Kabupaten Tuban, luapan Kali Kening menyebabkan banjir di Kecamatan Parengan.

Di Kabupaten Gresik, luapan air dari sungai di Desa Sumber dan Jetis menyebabkan persawahan dan jalan di desa setempat terendam. Di Kabupaten Pacitan, hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan meluapnya air sungai Grindulu, di Kecamatan Arjosari.

Adapun yang yang terdampak adalah 10 desa di dua kecamatan. Luapan sungai Ngasinan di Kecamatan Trenggalek juga menyebabkan banjir di 14 desa, di lima kecamatan. 

Begitu pula di Kabupaten Ponorogo. Banjir di wilayah Kecamatan Balong terjadi akibat hujan intensitas tinggi. Di Kabupaten Lamongan, banjir luapan sungai Bengawan Solo berdampak pada satu desa di satu Kecamatan. Terbaru, banjir juga terjadi di beberapa desa di Kabupaten Blitar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement