Rabu 06 Mar 2019 11:31 WIB

Sampah Diolah Menjadi Energi dengan Peuyeumisasi

Sampah organik diolah dengan fermentasi.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas Dinas Kebersihan mengoperasikan alat berat untuk mengangkut tumpukan sampah di aliran air Kanal Banjir Timur (KBT) kawasan Marunda, Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Petugas Dinas Kebersihan mengoperasikan alat berat untuk mengangkut tumpukan sampah di aliran air Kanal Banjir Timur (KBT) kawasan Marunda, Jakarta, Selasa (5/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung ingin mengembangkan teknologi peuyeumisasi dalam pengolahan sampah. Melalui metode ini, sampah diolah menjadi sumber energi.

Pengolahan sampah melalui peuyeumisasi adalah dengan  mengubah sampah menjadi sumber energi yang kemampuannya setara dengan batubara. Yakni dengan menggunakan cairan kimia yang dituangkan pada sampah yang dihasilkan.

Baca Juga

"Kami mau melanjutkan progran pengolahan sampah lewat peuyeumisasi. Ini salah satu metode pengolahan sampah," kata Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana di TPS Jalan Indramayu, Antapani, Kota Bandung, Selasa (5/3).

Menurutnya sampah organik ini diolah dengan fermentasi. Sampah tersebut disiram menggunakan cairan mikro organis lokal (MOL) untuk mengubah menjadi sumber energi bahan bakar dengan cara dipress.

Ia mengatakan saat ini Pemkot Bandung tengah bernegosiasi dengan pihak yang memproduksi cairan MOL  atau bioaktivator. Jika ada kesepakatan dengan harga yang saling menguntungkan nantinya bisa diujicobakan dengan skala besar. 

"Cairannya kan dia satu liter bisa dicampur air sehingga bisa mengolah satu ton (sampah). Satu liter untuk bisa mengolah satu ton ," ujarnya.

Ia mengatakan metode peuyeumisasi menjadi salah satu di antara banyaknya teknologi pengolahan sampah. Ia berharap sampah ke depannya tidak lagi dipandang sebagai barang yang dibuang begitu saja tapi bisa menjadi sesuatu yang bernilai dan bermanfaat.

Dengan peuyeumisasi, sampah yang sudah terpilih nantinya disiram bioaktivator. Dalam 5-6 hari setelah kering kemudian dicacah dan dipress yang menghasilkan sumber energi setara batubara.

Berbagai metode pengolahan sampah memang terus dijajaki Pemkot Bandung. Hal ini juga karena menjelang berakhienya masa kontrak kerjasama denfan TPA Sarimukti. Selain gerakan Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman), Pemkot Bandung terus mencari cara agar sampah ‎bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomi ataupun kebermanfaatan bagi masyarakat.

Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Sopyan Hernadi menuturkan, proses peuyeumisasi dengan cairan ‎bio activator membuat volume sampah menjadi menyusut dan semakin padat. Setelah menyusut, sampah lalu diolah kembali menggunakan mesin hingga berubah jadi bahan bakar padat.

"Sampah dikasih semacam bio activator untuk memperlunak fisik sampah ibarat seperti peuyeum. Setelah agak lembut dicampurkan semacam perekat atau agregat, masuk ke mesin bisa menjadi semacam pelet atau briket," kata Sopyan.

Sopyan menambahkan, proses peuyeumisasi menghasilkan bahan bakar padat berkualitas cukup baik. Bahkan cukup mumpuni untuk penggunaan skala industri.

"Kalau briket bisa dijadikan bahan bakar seperti kompor. Sedangkan pelet bisa untuk bahan bakar pabrik atau pembangkit listrik tenaga uap. Tapi memang lebih dianjurkan agar digunakan untuk mesin besar karena sudah ada teknologi penyaringan uap hasil pembakarannya nanti," kata dia.

Sopyan menjelaskan, untuk proses peuyeumisasi memerlukan waktu sekitar lima hari sebelum diproses menjadi bahan bakar. Selama proses itulah sampah berubah semakin lunak secara perlahan.

Metode peuyeumisasi merupakan metode paling efektif diterapkan di Kota Bandung. Sebab proses pengolahan tanpa harus memilah terlebih dahulu antara sampah organik dengan non organik.

"Peyeumisasi lebih ke mempercepat proses karena sampah tidak hanya organik tapi bisa mix, tercampur tapi tanpa melalui proses pembakaran. Kalau kaya kompos dan biodigester itu khusus organik, jadi harus ada pemilahan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement