Selasa 05 Mar 2019 20:36 WIB

Dalam Sehari, Pemuka Hindu, Kristen, & Islam Datangi Istana

Kehadiran di Istana Negara bukan sebagai dukungan kepada Jokowi sebagai capres.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ratna Puspita
Jokowi Temui Ulama Aceh: Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama ulama asal Provinsi Aceh usai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/3/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Jokowi Temui Ulama Aceh: Presiden Joko Widodo (tengah) berjalan bersama ulama asal Provinsi Aceh usai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam satu hari ini, Selasa (5/3), para pemuka agama Hindu, Kristen, dan Islam berbondong-bondong hadir di Istana Merdeka dan Istana Negara. Mereka menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Lantas apa agenda mereka di istana?

Lukman menjelaskan, pemuka agama Hindu yang tergabung dalam Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) hadir lebih dulu sekitar pukul 10.00 WIB. Agenda yang mereka usung adalah mengundang Presiden untuk hadir dalam peringatan Dharma Santi Hari Suci Nyepi pada 5 April 2019 nanti di Bali.

Selain itu, mereka juga mengundang Jokowi untuk hadir dalam perayaan Tawur Agung Kesanga yang digelar sehari menjelang Nyepi di Prambanan, Yogyakarta. "Intinya itu, sambil mereka jelaskan kondisi umat Hindu di Indonesia pada umumnya. Masalah yang dihadapi hari-hari ini dan harapan kepada pemerintah agar terus kembangkan kehidupan keagamaan kita yang semakin baik," jelas Lukman, Selasa (5/3). 

photo
Jokowi Terima PHDI: Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan pengurus Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/3/2019). (ANTARA)

Kemudian, Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) tiba di istana sekitar pukul 11.00 WIB. Para pemuka agama Kristen mengundang Jokowi untuk hadir dalam Konferensi Gereja dan Masyarakat yang akan diadakan di Madano, Sulawesi Utara pada 28-31 Maret 2019 mendatang.

Puncaknya, lanjut Lukman, adalah Sidang Raya yang akan digelar di Pulau Sumba, NTT pada November 2019. "Itu secara khusus ingin undang (Presiden)," kata Lukman. 

Siang harinya, para ulama dari Provinsi Aceh hadir di Istana Negara. Para ulama melakukan dialog dengan Presiden terkait isu terkini, termasuk maraknya hoaks yang menyerangnya secara personal.

Para ulama Aceh pun mengaku siap berada di garis depan untuk meluruskan kabar bohong yang menyerang Jokowi. Alasannya, berita bohong tersebut berpotensi memecah belah umat. 

"Sebagian (ulama) manfaatkan waktu meminta klarifikasi kepada Presiden dan tabayyun terhadap isu yang berkembang. Berita hoaks terhadap presiden apakah antek asing. Isu PKI, isu tidak perhatikan umat Islam, dan dijawab tidak benar," kata Lukman. 

Dukung Sukseskan Pilpres 2019

photo
Jokowi Terima PGI: Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan dengan pimpinan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) saat pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (5/3/2019). (ANTARA)

Selain pertemuan formal yang membahas tentang undangan-undangan acara, para pemuka agama juga menegaskan komitmen mereka untuk ikut menyukseskan Pilpres 2019. PGI, misalnya, menyatakan komitmen umat Kristiani untuk menyukseskan Pemilu tahun 2019.

Ketua PGI Pendeta Hendriette Hutabarat Lebang berharap, Pemilu yang akan diselenggarakan 17 April 2019 berlangsung damai. "Kami juga berbicara mengenai dukungan semua umat Kristiani untuk menyukseskan pemilu. Kami berharap bahwa pemilu ini dapat berlangsung dengan damai. Merupakan pesta demokrasi yang setiap warga negara mestinya ikut bersama-sama bertanggungjawab," kata dia.

Hendriette kemudian mengajak masyarakat, khususnya umat Kristiani untuk datang ke TPS, menggunakan hak pilih dalam menentukan pemimpin di masa depan.

Sementara itu, ulama asal Aceh sekaligus Pimpinan Dayah Ummul Ayman Samalanga, Waled Nu, juga menegaskan para ulama di Tanah Rencong siap mengusung pemilu yang damai. Ia juga menampik kehadirannya di Istana Negara hari ini sebagai bentuk dukungan para ulama Aceh kepada Jokowi sebagai capres nomor urut 01 dalam Pilpres nanti.

Waled Nu menegaskan, kedatangannya untuk menghadiri undangan sekaligus memberikan apresiasi atas kebijakan presiden yang selama ini dianggap berimbas positif bagi kemajuan Aceh. "Enggaklah (bukan dukungan), tetapi Pak Jokowi kan sudah banyak berbuat untuk Aceh dan bangsa. Apa salahnya," kata Waled Nu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement