REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menegaskan, Pemilihan Umum 2019 bukan merupakan ajang perang. Pemilu adalah momentum menentukan arah pembangunan Indonesia ke depan.
"Pemilu bukan perang total atau perang badar. Tapi, untuk menentukan arah Indonesia, arah publik dan arah masyarakat yang akan datang," ujarnya usai menghadiri Forum Pikiran, Akal, dan Nalar (PAN) di Surabaya, Jatim, Selasa.
Karena itulah, kata dia, jika kader di partainya diberi amanat untuk menjadi pemimpin dan wakil rakyat wajib menjalankan 12 perintah bela rakyat dan umat.
Ia menjelaskan, 12 perintah bela rakyat dan umat itu di antaranya meliputi segenap kader PAN wajib meneruskan perjuangannya kepada nilai-nilai luhur agama, dan selalu menjaga kebersamaan di tengah kemajemukan.
Selain itu, seluruh kader PAN wajib menegaskan, beragama adalah pondasi berbangsa, sebagaimana Pancasila menaruh Ketuhanan yang Maha Esa sebagai sila pertama.
"PAN mewajibkan kadernya menjaga prinsip berlomba-lomba untuk kebaikan (Fastabiqul Khoirot). PAN juga tegas memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme," ucapnya.
Tak itu saja, Ketua MPR RI itu menyampaikan bahwa haram bagi kader PAN menjadi sumber masalah, tapi harus aktif memberi solusi dan jalan keluar untuk permasalahan di masyarakat.
"Yang perlu diingat, kader PAN juga harus berikhtiar untuk Indonesia lebih baik, terus bekerja menyentuh hati rakyat dan umat, bukan dengan janji kosong," tutur Zulhas, sapaan akrabnya.