Senin 04 Mar 2019 21:01 WIB

RS Siloam Purwakarta Gelar Edukasi Terkait DBD

RS Siloam Purwakarta tiap bulannya menangani hingga 100 pasien DBD

Kepala Pelayanan Medis RS Siloam Purwakarta, dr. Vidie A Tannesia  menyampaikan edukasi cegah DBD kepada Masyarakat.
Kepala Pelayanan Medis RS Siloam Purwakarta, dr. Vidie A Tannesia menyampaikan edukasi cegah DBD kepada Masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Rumah Sakit Siloam Purwakarta menggelar diskusi terkait mengenali dan mencegah menyebarnya penyakit Demam Berdarah Dengue. Alasannya, manajemen mencatat RS Siloam Purwakarta menangani pasien Demam Berdarah Dengeu atau DBD sejumlah 80 - 100 pasien setiap bulannya hingga Maret 2019.

"Kurun waktu tiga bulan terakhir ini, kasus pasien DBD mereka, khususnya di RS Siloam Purwakarta. Pasien yang dirawat inap mencapai 80 hingga100 orang dalam setiap bulannya, "ungkap dr Vidie A Tannesia, Kepala Pelayanan Medis RS Siloam Purwakarta dalam "Bincang Sehat Kenali dan Cegah Penyakit DBD", Sabtu, (2/3).

Baca Juga

Vidie A Tannesia mengatakan, Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit endemik. Terutama saat musim hujan tiba dan masih menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia. 

Selain itu, terdapat kurang lebih 200 ribu kasus DBD di Indonesia dengan jumlah kematian sekitar 1.500 kasus (Pusdatin Kemenkes, 2016). "Dengan tingginya kasus DBD tersebut, masyarakat diwajibkan untuk lebih waspada dan menerapkan 3M PLUS dalam kehidupan sehari - hari," ujar Vidie A Tannesia mengingatkan.

Vidie juga menjelaskan, nyamuk betina aedes aegypti yang menggigit ibu hamil bisa mengakibatkan terjangkitnya DBD pada sang bayi. "Karena adanya faktor darah yang sudah tercemar virus dengue, untuk itu segera periksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat, " tutur Vidie.

Kota Purwakarta merupakan salah satu daerah endemis demam berdarah dan  setiap tahunnya akan selalu ada pasien yang terserang DBD. Guna pencegahan dan penanggulangan, RS Siloam Purwakarta turut bekerjasama antar instansi kesehatan  yaitu Puskesmas maupun Posyandu, melalui edukasi dini cegah DBD kepada warga. "Kami melakukan koordinasi dengan kepala desa dan sudah didata sekitar 500 KK dalam satu RW agar melakukan rutin mengadakan fogging nyamuk dan yang utama lakukan pencegahan dini dengan menutup atau menghilangkan sumber tempat bersarangnya nyamuk," ucap Vidie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement