REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Indonesia akan menyambut Ramadhan selama hitungan beberapa bulan lagi ke depan. Kondisi ini pun mengharuskan pimpinan daerah untuk menyiapkan segala sesuatunya sebaik mungkin.
Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur (Jatim), Emil Dardak mengatakan hingga saat ini harga masih terkendali. "Enggak terlalu meroket. Dengan gunakan cara kerja sama dan langkah efektif seperti tahun lalu, kita harapkan bisa jaga (harga) lagi," jelas Emil saat ditemui wartawan di Hotel Aria Gajayana, Kota Malang, Senin (4/3).
Menurut Emil, salah satu kunci penting dalam pengendalian harga ada di Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo). Sistem ini harus dijaga agar input pedagang di pasar-pasar Jatim tetap terpantau. Tren-tren gejala perubahan harga maupun komoditi bisa dilihat dan ditindaklanjuti nantinya.
Berdasarkan data Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jatim di 2018, hampir semua komoditi di Jatim menjalani surplus. "Jatim kelebihan komoditas, kecuali bawang putih dan kedelai. Semuanya surplus. Kami yakin ini menjadi sebuah alasan kenapa lebih optimis melihat nanti bisa dikendalikan," tegas suami dari Arumi Bachsin ini.
Lebih detail, produksi komoditi kedelai di Jatim pada 2018 mencapai 0,24 juta ton. Sementara konsumsinya melebihi ketersediaan yang ada, yakni 0,44 juta ton. Untuk bawang putih, Jatim hanya mampu memproduksi 667 ton di 2018 dengan jumlah konsumsi sebanyak 56.280 ton.
Selain itu, Emil juga menekankan, agar TPID di Jatim terus saling koordinasi. Hal yang pasti, TPID harus memegang teguh empat kunci dalam menghadapi inflasi. "Keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi yang efektif," tambahnya.