REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mengkonfirmasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di Aceh, tepatnya di Kabupaten Nagan Raya akhir Februari 2019 lalu. Namun, karhutla di lokasi tersebut diklaim sudah padam.
"Karhutla terjadi di Kabupaten Nagan Raya pada Rabu 27 Februari 2019 Pukul 12.00 WIB yaitu di Gp. Gunong Reubo, Dusun Paya ie Tajam di Kecamatan Kuala dan Gp.Kuala Tadu di Kecamatan Tadu Raya," ujar Kalak BPBA Teuku Ahmad Dadek saat dihubungi Republika.co.id, Senin (4/3).
Ia memastikan kebenaran karhutla ini berdasarkan infomasi yang diterima Pos Pemadam kecamatan kuala dari masyarakat bahwa telah terjadi kebakaran lahan di Gampong Gunong Reubo Kecamatan Kuala dan gampong kuala tadu KecamatanTadu Raya. Kemudian petugas pemadam langsung ke lokasi kebakaran lahan.
Tak hanya itu, kata dia menambahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nagan Raya mengarahkan dua unit mobil pemadam dan empat unit mesin pompa air serta satu unit eskavator. "Tercatat 10 hektare lahan terbakar tetapi tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Hingga kini, dia menambahkan, 100 persen areal kebakaran sudah dilakukan lokalisir dengan menggunakan eskavator. Kemudian tim dari BPBD TNI dan polisi masih melakukan siaga Lokasi Kebakaran untuk mencegah timbulnya titik api yang baru.
"Kini berdasarkan update hari ini, api di Gp Gunong Reubo dusun Paya ie Tajam Kec. Kuala sudah padam dan karhutla di Gp.Kuala Tadu Kec.Tadu Raya sudah mati," ujarnya
Kendati demikian pihaknya mengaku terus melaksanakan kegiatan rutin, administrasi, dan pelaporan, kemudian pengendali dan Pengoperasian Petugas Piket Pusdalops PB BPBA. Sementara upaya terakhir yaitu monitoring di 23 Kabupatem/Kota se Provinsi Aceh.
Sebelumnya, Badan Metreologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi setidaknya terdapat lima titik panas di Provinsi Aceh.
"Dari lima titik panas yang terpantau tersebut tiga titik di antaranya terdapat di Kabupaten Aceh Timur, satu titik di Aceh Tengah, dan satu titik di Kabupaten Bener Meriah," kata prakirawan BMKG Stasiun Mallkussaleh, Arijuddin, di Aceh, Senin.Ia mengatakan bahwa hasil sensor modis melalui satelit Terra, Aqua, dan Suomi NPP.