Senin 04 Mar 2019 12:38 WIB

Korban Gempa Solok Selatan Butuh Makanan

Saat ini kebutuhan yang paling mendesak adalah logistik seperti makanan

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengunjungi dan membawa bantuan untuk korban gempa di Kabupaten Solok Selatan, Ahad (3/3)
Foto: republika/febrian fachri
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengunjungi dan membawa bantuan untuk korban gempa di Kabupaten Solok Selatan, Ahad (3/3)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG ARO - Kepala BPBD Solok Selatan, Johny Hasan Basri mengatakan hingga Senin (4/3) masyarakat yang menjadi korban dampak gempa bumi di Kabupaten Solok Selatan masih membutuhkan pasokan bantuan. Sebelumnya ratusan warga membutuhkan tenda darutat, namun saat ini kebutuhan yang paling mendesak adalah logistik seperti makanan, kebutuhan bayi sampai perlengkapan sekolah.

"Yang sangat dibutuhkan adalah makanan, kebutuhan unuk lasia, makanan bayi sampai kebutuhan anak-anak sekolah," kata Johny.

Warga yang terdampak gempa masih bertahan di tenda-tenda darurat di 120 titik. Ia menyebut ada warga yang mendirikan tenda pribadi, ada juga yang bergabung di tenda besar bersama.

Johny juga mengatakan sudah banyak bantuan yang datang baik dari pemerintah kabupaten, provinsi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pihak swasta dan relawan. Bantuan pun sudah bisa mulai dipakai.

Sebelumnya korban masih harus diberi pasokan nasi bungkus karena alat-alat memasak masih kurang. Sekarang relawan bersama korban sudah bisa menyiapkan makanan dan bahan-bahan bantuan yang sudah sampai.

Johny menambahkan data terbaru dari BPBD, jumlah kepala keluarga yang saat ini mengungsi telah mencapai 840. Sebelumnya catatan dari BPBD masih 540 KK. Tapi setelah akurasi informasi gempa dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, gempa bumi akan berhenti dalam satu pekan ke depan. Setelah itu diharapkan kondisi di tiga kecamatan dan tujuh nagari yang terdampak gempa di Solok Selatan kembali normal.

"Trauma healing masih ada sampai sekarang. Makanya masyaraka belum kembali ke rumah,'' ujar Johny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement