REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ribuan umat Hindu di Bali mulai melakukan upacara ritual Melasti. Yakni membersihkan arca-arca suci secara spiritual, menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941, yang kegiatannya dilaksanakan di sejumlah pantai, diantaranya Pantai Padanggalak, Sanur, Kota Denpasar, Bali, Senin (4/3).
Umat Hindu dari pelosok desa, khususnya yang berdekatan dengan Pantai Padanggalak Sanur, sudah melakukan ritual Melasti sebagai upacara ritual untuk menyucikan secara spiritual benda-benda suci atau arca sebagai simbol Tuhan itu di pantai, sejak pagi. Ritual Melasti tersebut dilakukan sebelum atau tiga hari menjelang upacara Tawur Kesanga. Kegiatan ini merupakan tradisi umat Hindu yang dilakukan di Tanah Air dari turun-temurun.
Ketua PHDI Provinsi Bali Prof Dr. I Gusti Ngurah Sudiana menjelaskan Melasti bertujuan untuk menyucikan pratima atau arca-arca suci di pura. Penyucian arca merupakan sebagai simbol kebesaran Ida Sang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).
"Karena itu dilakukan pembersihan secara spiritual setiap setahun sekali menuju sumber mata air, baik itu pantai maupun sumber air di pegunungan," ucap Ngurah Sudiana yang juga Rektor Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar.
Jika pura tersebut berdekatan dengan pantai, maka upacara ritual Melasti akan dilakukan ke pantai. Jika pura tersebut berada di daerah pegunungan, maka umat sedharma melakukan Melasti pada sumber mata air atau dedari suci.
Ngurah Sudiana mengatakan Melasti atau pembersihan spiritual ini bertujuan bersih juga pada buana alit (tubuh manusia) dan buana agung (alam semesta). "Tradisi ritual Melasti itu, kita sudah warisi secara turun-temurun, dan menjadi kewajiban bagi umat Hindu melaksanakan hal tersebut yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat (desa kala patra)," katanya.
Sejak pagi, Pantai Padanggalak Sanur, Pantai Ketewel, Pantai Masceti di Kabupaten Gianyar dipadati ribuan umat yang melakukan upacara Melasti. Dalam prosesi keagamaan tersebut ada yang berjalan kaki, maupun menggunakan kendaraan bagi puranya jauh dari lokasi tersebut.
Upacara tersebut juga diiringi gamelan tradisional Bali, yakni Gong Baleganjur dan Kidung Wargasari. Yakni nyanyian ayat-ayat suci yang dikutip dari ajaran Weda.