Ahad 03 Mar 2019 08:52 WIB

TKN: Jokowi Semakin Banyak Diserang

Elektabilitas Jokowi diklaim meningkat yang membuatnya semakin diserang.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Nur Aini
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Hasto Kristiyanto mengklaim bahwa elektabilitas capres 01 Joko Widodo di berbagai survei terus meningkat. Peningkatan ini, menurut Hasto menjadikan Jokowi makin banyak serangan.

"Karena itu kita melihat ketika elektabilitas Jokowi - Maruf Amin naik karena kepercayaan rakyat, maka mulai makin banyak serangan tajam kepada kita," kata Hasto yang juga Sekjen PDIP saat Konsolidasi Internal PDIP di Bandar Lampung, Sabtu (2/3) malam.

Baca Juga

Serangan itu, kata Hasto, misalnya adanya isu bahwa Jokowi - Maruf adalah sosok yang anti-Islam. Isu ini dikembangkan pula saat Pemerintahan Jokowi membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Hasto mengklaim, pembubaran itu adalah upaya untuk menjaga NKRI, seperti 21 negara lain yang sudah membubarkan Hizbut Tahrir di negara masing-masing.

"Kita negara pancasila yang sudah final. Kita berdiri kokoh agar ideologi kegelapan tidak hidup di Indonesia," kata Hasto.

Dalam rapat konsolidasi, Hasto menyampaikan, koalisi pendukung Jokowi pun harus bekerja keras meluruskan dan melawan serangan-serangan yang tertuju pada Jokowi - Ma'ruf. Ia mengatakan, bila Jokowi menang, maka PDIP akan menjadi satu-satunya partai yang pernah menduduki tiga masa pemerintahan pasca-reformasi.

"Pak Jokowi pasca-debat kemarin sudah bergeser ke atas jauh di atas Prabowo," kata Hasto.

Dalam kesempatan yang sama, Hasto pun meminta para kader, Pemenangan Jokowi, khususnya dari PDIP untuk bulat memberikan dukung ke Jokowi dan Maruf Amin. Ia meminta konsolidasi di Lampung agar Jokowi agar menjadi titik kekuatan untuk memenangkan Jokowi dengan target minimal 60 persen.

"Konsolidasi di lampung dilakukan sebagai pusat kekuatan di sumatera," kata Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement