Sabtu 02 Mar 2019 17:49 WIB

Mata Rantai Perdagangan Beras Sumsel Terpanjang se-Indonesia

Perdagangan beras di Sumsel melibatkan empat mata rantai distribusi.

Seorang pedagang beras merapikan dagangannya di Sumsel. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Seorang pedagang beras merapikan dagangannya di Sumsel. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Berdasarkan survei Pola Distribusi 2018 Badan Pusat Statistik (BPS) setempat, mata rantai perdagangan beras di Provinsi Sumatra Selatan merupakan yang terpanjang se-Indonesia. Perdagangan beras di sana melibatkan empat rantai distribusi, mulai dari produsen (penggilingan), agen, pedagang grosir, dan pedagang eceran sebelum akhirnya tiba ke tangan konsumen.

"Ini hasil survei terbaru yang patut menjadi perhatian, karena sebelumnya, pendistribusian beras dari produsen ke pedagang pengecer hanya melalui agen, sekarang ditambah pedagang grosir," kata Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih di Palembang, Sabtu.

Baca Juga

Panjangnya mata rantai distribusi tersebut membuat harga beras dari produsen ke konsumen bisa naik sampai 28,58 persen. Endang mengatakan, panjangnya mata rantai distribusi beras itu berdampak pada besaran margin perdagangan dan pengangkutan (MPP).

Sumsel tercatat menjadi provinsi yang memiliki MPP terbesar di Tanah Air untuk komoditas beras, yakni sebesar 28,58 persen. Berada di posisi terendah, Sulawesi Tenggara.

Namun demikian, menurut Endang, kenaikan MPP komoditas beras di Sumsel lebih dipengaruhi stok beras yang ada di agen. Jika stok menurun, ini menunjukkan berkurangnya pasokan dari petani.

"Saat pasokan berkurang, maka pasokan beras ke pedagang eceran akan dikurangi pula agen sehingga akan terjadi kenaikan harga di pasar," kata dia.

Sementara di sisi lain, serapan Bulog terhadap petani tidak berjalan sesuai harapan karena Harga Pembelian Pemerintah (HPP) lebih rendah dari harga pasar. Harga yang ditawarkan Bulog Rp8.030 per kilogram di Gudang Bulog, sedangkan petani menjual dengan harga Rp8.200 per kilogram dengan kualitas apa adanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement