Sabtu 02 Mar 2019 14:36 WIB

TKN: Pengkritik Infrastruktur tak Pahami Luasnya Indonesia

Setiap daerah harus dihubungkan dengan infrastruktur.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Muhammad Hafil
Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengunjungi Pasar Sayur Pringsewu dalam rangkaian safari kebangsaan, Sabtu (2/3).
Foto: Arif Satrio Nugroho/Republika.co.id
Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengunjungi Pasar Sayur Pringsewu dalam rangkaian safari kebangsaan, Sabtu (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto menyebut mereka yang mengkritik pembangunan infrastruktur Presiden Joko Widodo tak mengerti luasnya Indonesia.

"Bahwa mereka yang mengkritik pembangunan Pak Jokowi, mereka tidak tahu Indonesia raya kita. Mereka yang kritik pembangunan infrastruktur Pak Jokowi, karena dia tak paham luasnya Indonesia raya, sehingga tiap daerah perlu dikoneksi dengan infrastruktur," kata Hasto saat melepas ratusan peserta tour Jalan Tol Trans Sumatera yang kelompok relawan Jokowi Almisbat, Sabtu (2/3).

Baca Juga

Hasto yang tengah melakukan Safari ke Lampung mengatakan, Jokowi memberi perhatian lebih pada aspek pembangunan infrastruktur di periode pertama kepemimpinannya. Capres nomor urut 01 itu disebut telah menyambungkan berbagai wilayah yang ada di Pulau Sumatera melalui infrastruktur.

Menurut Hasto, Pulau Sumatra punya potensi besar, namun selama ini tak diperhatikan untuk mendorongnya lebih maju. Ia mengklaim, Presiden Jokowi hadir dengan solusi membangun bendungan, infrastruktur dasar, hingga jalan tol. "Saat ini kita saksikan kerja nyata itu," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Hasto yang juga Sekretaris Jenderal PDIP juga blusukan ke Pasar Sayur Pringsewu, Lampung, Sabtu (2/3). Dalam blusukan ini, Hasto menanyakan kestabilan stok dan harga pangan.

Hasto mengklaim, tidak ada masalah terkait stok dan harga pangan. Hasto pun menceritakan upaya pemerintah yang saat ini meningkatkan kualitas pangan. Kepada wartawan, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan itu mengungkapkan bahwa pihaknya bersama dengan Presiden Joko Widodo terus mendorong perbaikan sistem untuk kedaulatan pangan.

Saat ini, Hasto mengaku pihaknya tengah mengembangkan teknologi untuk menjaga ketahanan bawang. Mesin itu satu rangkaian dengan bangunan yang membuat bawang lama tidak membusuk. "Bawang merah, bawang putih itu bisa disimpan dalam suatu ruangan dan itu bisa tahan untuk tiga sampai lima bulan tidak busuk," kata Hasto.

Hasto melanjutkan, alat yang tengah dikembangkan itu merupakan teknologi ramah lingkungan dan ekonomis. Nantinya, Megawati akan meresmikan langsung alat tersebut. "Itu pesanan Ibu Megawati untuk membantu petani-petani bawang," jelas dia.

Menurut Hasto, bicara soal pangan tidak melulu sekadar menolak impor. Namun, ada sistem yang harus dibangun agar pangan nasional bisa berswasembada. "Hulu-hilir dari benih sampai sarana produksi untuk menyimpan agar semua punya nilai tambah ketika panen raya. Ini yang dilakukan pemerintahan berpihak seperti Pak Jokowi," ujar Hasto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement