Sabtu 02 Mar 2019 00:50 WIB

BPN: Kasus Ratna Sarumpaet tak Terkait Prabowo

TKN menuding kasus Ratna Sarumpaet bukti buruknya kepemimpinan Prabowo.

Tersangka kasus penyebaran berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet saat tiba untuk menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,Kamis (28/2019).
Foto: Republika/Prayogi
Tersangka kasus penyebaran berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet saat tiba untuk menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,Kamis (28/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean, mengatakan kasus dugaan penyebaran kabar bohong yang dilakukan Ratna Sarumpaet tidak terkait dengan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto maupun BPN. Dia tidak bisa menerima kalau sidang kasus tersebut dikatakan sebagai bukti buruknya kepemimpinan Prabowo.

"Kasus Ratna itu bukan menunjukkan Prabowo mudah percaya hoaks atau mudah dibohongim tetapi itu menunjukan Prabowo memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap rasa sosial kepada sesama manusia," kata Ferdinand kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

Baca Juga

Hal itu disampaikannya menanggapi tudingan Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Raja Juli Antoni. Dia meminta semua pihak melihat kebenaran yang akan terungkap dalam proses hukum kasus Ratna tersebut sehingga TKN Jokowi-Ma'ruf tidak perlu membumbuinya dengan segala sesuatu yang tidak perlu.

"Jadi kalau TKN bicara menuding 02 itu sebagai penyebar hoaks, saya pikir mereka harus berkaca kembali ke dirinya sendiri," ujarnya.

Ratna telah menjalani sidang dakwaan di PN Jakarta Selatan, Jalan Ampera, Jakarta Selatan, Kamis (28/2).  Jaksa penuntut umum (JPU) mendakwa Ratna membuat keonaran dengan menyebarkan hoaks penganiayaan dan disebut sengaja membuat kegaduhan lewat cerita dan foto-foto wajah yang lebam dan bengkak yang disebut akibat penganiayaan.

Antoni mengaku bersyukur kasus yang menjadikan Ratna sebagai terdakwa akhirnya disidangkan. Dia menilai, BPN Prabowo-Sandi mempergunakan segala cara untuk memenangkan kompetisi politik dengan keji dan kejam serta berambisi untuk mencitrakan Jokowi sebagai pemimpin diktator dan otoriter.

Menurut Antoni, sidang Ratna itu memperlihatkan buruknya kepemimpinan Prabowo yang mudah mempercayai hoaks yang direkayasa Ratna. Ia mengatakan, Prabowo tampil sebagai pemimpin yang emosional karena menelan informasi tanpa melakukan klarifikasi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement