Jumat 01 Mar 2019 21:11 WIB

BPH MIGAS Dorong BBM Satu Harga di Musi Banyuasin

Sumur gas di Kaliberau tergolong kategori penemuan gas yang masuk lima besar dunia.

Rep: Maspril Aries/ Red: Agus Yulianto
Anggota BPH Migas Ahmad Rizal memberikan Sosialisasi Implementasi Sub Penyalur BBM (Bahan Bakar Minyak) bagi masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Jumat (1/3) di gedung serbaguna Kecamatan Keluang.
Foto: Foto: Humas Pemkab Muba
Anggota BPH Migas Ahmad Rizal memberikan Sosialisasi Implementasi Sub Penyalur BBM (Bahan Bakar Minyak) bagi masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Jumat (1/3) di gedung serbaguna Kecamatan Keluang.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) terus melaksanakan Sosialisasi Implementasi Sub Penyalur BBM (Bahan Bakar Minyak) bagi masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Jumat (1/3) di gedung serbaguna Kecamatan Keluang. Sosialisasi dilakukan Komite BPH Migas Ahmad Rizal.

Menurut anggota BPH Migas tersebut, sosialisasi dilaksanakan dengan tujuan mempercepat program BBM satu harga. “Kabupaten Muba merupakan salah satu kabupaten yang menggambarkan distribusi BBM yang belum merata di Indonesia. Ini terlihat dari masih sering terjadi kelangkaan BBM di sejumlah SPBU,” kata Ahmad Rizal pada sosialisasi yang dihadiri anggota komisi VII DPR Nazaruddin Kiemas dan Wakil Bupati Muba Beni Hernedi.

Ahmad Rizal menjelaskan,  wilayah kecamatan maupun desa mana saja, masyarakatnya bisa menjadi sub penyalur BBM sesuai rekomendasi kepala daerah atau bupati setempat. “BPH Migas mengharapkan masyarkat di Muba terutama di Keluang bisa menjadi penyalur sehingga bisa segera beroperasi dan penyaluran BBM berjalan lancar,” ujarnya.

Sementara itu menurut Wakil Bupati Muba Beni Hernedi, kegiatan sosialisasi implementasi sub penyalur BBM merupakan tindak lanjut hasil diskusi dengan komisi VII DPR RI terkait pembahasan kondisi penyaluran BBM di Kabupaten Musi Banyuasin.

“Pada 2018 Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin mengusulkan adanya sub penyalur di sampai ke kecamatan dan desa. Yang pertama sudah diterapkan di Kecamatan Lalan. Alhamdullilah sekarang masyarakat Kecamatan Lalan bisa membeli BBM dengan harga normal,” katanya.

Beni Hernedi menjelaskan, sesuai dengan program pemerintah sejak tahun 2017, sub penyalur BBM ini bertujuan menciptakan rasa keadilan bagi masyarakat Indonesia dan memberikan efek positif bagi perekonomian dengan mendorong BBM satu harga. “Maka sangat tepat sosialisasi ini.  Ke depan Pemkab Muba berkesempatan memberikan solusi kelangkaan BBM  bagi masyarakat,” ujarnya.

Dipilihnya Kecamatan Keluang, menurut Beni, karena BUMD desa dan koperasi di Kecamatan Keluang  merupakan BUMD desa terbaik di Kabupaten Musi Banyuasin. “Maka, melalui sosialisasi ini perlu diajarkan dan disosialisasikan terkait implementasi sub penyalur BBM.”

Di Kabupaten Musi Banyuasin ada 15 kecamatan, namun POM bensin belum merata, selama ini sering terjadi penjualan BBM melaui pertamini dengan harga mahal. Beni menjelaskan, Muba ini kaya akan SDA pada bidang migas, beberapa waktu lalu telah ditemukan sumur gas di Kaliberau yang masuk kategori penemuan gas yang masuk lima  besar di dunia. “Saat ini kita fokus untuk pengelolaan SDA kita yang melimpah ini,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement