Sabtu 02 Mar 2019 00:08 WIB

Makna Artistik Desain Tiga JPO Unik di Jakarta

Jakarta memiliki tiga JPO baru yang megah dan menarik perhatian.

JPO Gelora Bung Karno: Pejalan kaki melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
JPO Gelora Bung Karno: Pejalan kaki melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Kamis (28/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Flori Sidebang

Beberapa pejalan kaki yang sedang melintas di jembatan penyeberangan orang (JPO) Gelora Bung Karno (GBK) terlihat sedang asik mengatur pose untuk berswafoto di JPO yang baru saja direvitalisasi itu, Kamis (28/2). Ada pula yang bahkan hingga meminta tolong pejalan kaki lainnya untuk meminta tolong mengambil foto dirinya menggunakan kamera ponsel pintar miliknya.

Situasi malam itu terbilang cukup ramai karena bertepatan dengan jam pulang para pekerja kantoran di sekitar kawasan niaga terpadu Sudirman (SCBD), Jakarta. Meski begitu, para pejalan kaki tetap berantusias untuk mengabadikan momen dan suasana di JPO GBK.

Pada sisi JPO lainnya, pun para pejalan kaki sampai berhenti sejenak untuk mengabadikan bentuk JPO GBK yang unik dan artistik tersebut. Saat itu juga merupakan hari pertama dibukanya JPO GBK bagi masyarakat umum. Setelah diresmikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, pada siang hari.

Sejak dilakukan revitalisasi pada bulan Oktober lalu, JPO GBK memang terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Desain bangunannya yang unik dan modern, ditambah cahaya warna-warni dari lampu LED pada malam hari, membuat JPO ini memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap orang yang lewat di sekitar area tersebut.

Tidak hanya JPO GBK yang memiliki desain artistik, tetapi ada juga dua JPO lainnya yang direvitalisasi dan diresmikan secara bersama-sama. Kedua JPO itu adalah JPO Bundaran Senayan dan JPO Polda Metro Jaya.

Meski ketiganya mempunyai desain yang unik, yakni berupa cincin gelora dengan bidang-bidang pipih berwarna putih, tapi JPO GBK-lah yang bentuknya berbeda dibandingkan dengan JPO Bundaran Senayan dan JPO Polda Metro Jaya. Cincin gelora pada JPO GBK didesain agar terlihat seperti cincin puntir. Sementara untuk dua JPO lainnya memiliki desain cincin gelora vertikal.

Namun, tahukah Anda, bahwa di balik desainnya yang unik, terdapat makna pada masing-masing JPO? Beberapa orang yang ditemui Republika saat berada di JPO GBK, rupanya belum mengetahui bahwa desain JPO itu memiliki arti.

“Oh, ada artinya ya? Saya malah enggak tahu tuh. Hahaha,” kata salah satu pejalan kaki di JPO GBK, Abi Sultan.

Tidak berbeda dengan Abi, pejalan kaki lainnya, Abdul Syarif pun tidak tahu-menahu mengenai makna di balik desain artistik dan modern JPO itu. Meskipun begitu, ia tetap mengagumi keindahan dan keunikan JPO GBK.

Cincin gelora sendiri merupakan simbolisasi dari gejolak dan semangat bangsa Indonesia untuk terus maju dan berkembang. Tidak hanya sebagai simbol saja, tapi bentuk ini juga dipilih selain untuk optimalisasi cahaya matahari yang dipantulkan ke atas jembatan, juga untuk menangkap transformasi cahaya yang dinamis dari pagi sampai sore hari, hingga munculnya pencahayaan buatan dari lampu LED di koridor Sudirman.

Sementara itu, representasi cincin puntir pada JPO GBK adalah representasi dari semangat olahraga yang menjadi ciri khas di kawasan Senayan. Salah satunya dengan keberadaan stadion Gelora Bung Karno. Sedangkan cincin vertikal pada JPO Bundaran Senayan dan JPO Polda Metro Jaya merupakan representasi dari pesatna perkembangan ekonomi dan pembangunan pusat Ibukota.

Walaupun sebagian besar pejalan kaki belum mengetahui makna desain ketiga JPO unik ini, tetapi mereka tetap mengagumi keberadaan JPO tersebut. Mereka bahkan berharap agar desain artistik nan modern seperti ini bisa terus bertambah jumlahnya hingga ke luar kota Jakarta.

”Kalaupun di Jakarta lagi ya enggak apa-apa, di halte-halte lainnya gitu. Sehingga banyak orang tahu spot-spot menarik di Indonesia,” ucap Didi Kurniawan (30).

Harapan yang sama juga diuangkapkan oleh Vivianti (24). Ia berharap agar ke depannya makin banyak JPO atau bangunan unik lainnya seperti yang ada di Jakarta.

Enggak cuma di ibu kotanya doang, tapi di luar kota Jakarta juga semoga bisa punya bangunan unik seperti ini,” kata perempuan yang akrab disapa Vivi itu.

Tidak hanya harapan ke depannya jumlah bangunan unik seperti ini bertambah, tapi para pejalan kaki itu juga berharap agar kondisi serta fasilitas di ketiga JPO tersebut nantinya bisa dijaga dan dirawat dengan baik. Mereka berharap tidak ada lagi coret-coretan di setiap sudut JPO dan tidak ada pedagang yang berjualan di atas JPO.

Demi menjaga keamanan dan kenyamanan JPO tersebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, dalam hal ini Dinas Bina Marga dan PT Permadani Khatulistiwa Nusantara selaku penanggung dana KLB dalam proses revitalisasi ketiga JPO, memasang kamera pengawas atau CCTV di tujuh titik masing-masing JPO.

Namun, saat Republika memantau di lapangan, sampai saat ini jumlah CCTV yang ada di JPO Bundaran Senayan dan JPO GBK baru terdapat di lima titik. Andri Amirullah, salah satu petugas Transjakarta di Halte GBK yang juga terhubung dengan JPO mengatakan, ia tidak begitu mengetahui jumlah pasti CCTV yang dipasang di setiap JPO. Namun ia memastikan bahwa semua CCTV tersebut telah berfungsi dengan baik.

“CCTV sudah aktif sejak kemarin, tepatnya setelah peresmian. Semua CCTV yang terpasang di JPO akan terhubung langsung ke ke Dishub dan Pemprov DKI Jakarta. Jadi kalau ada yang coret-coret, merokok atau yang lainnya, akan langsung ketahuan,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement