Jumat 01 Mar 2019 15:15 WIB

Tiket Pesawat Dorong Terjadinya Deflasi di Jatim

Tarif angkutan udara turut memberikan andil penghambat inflasi.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Calon penumpang mengamati layar informasi penerbangan di terminal keberangkatan domestik 1A Bandara Internasional Juanda Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (7/2/2019).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Calon penumpang mengamati layar informasi penerbangan di terminal keberangkatan domestik 1A Bandara Internasional Juanda Surabaya, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (7/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jatim memaparkan hasil pemantauan terhadap perubahan harga selama Februari 2019 di 8 kota IHK Jawa Timur. Hasilnya menunjukkan adanya penurunan harga di sebagian besar komoditas yang dipantau. Hal ini mendorong terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK)sebesar 0,18 persen  yaitu dari 134,27 pada Januari 2019 menjadi 134,02 pada Februari 2019.

"Deflasi Jatim pada Februari 2019 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya. Dimana pada Februari 2018, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,16 persen," kata Kepala BPS Jatim Teguh Pramono di kantornya, Jalan Kendangsari, Surabaya, Jumat (1/3).

Teguh memaparkan, pada Februari 2019, dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi dan dua kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi adalah kelompok Kesehatan sebesar 0,22 persen. Kemudian diikuti kelompok Sandang sebesar 0,19 persen; kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,17 persen; kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar sebesar 0,15 persen; dan kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olah raga sebesar 0,05 persen.

"Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok Bahan Makanan sebesar 0,99 persen. Kemudian disusul kelompok Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,41 persen," ujar Teguh.

Teguh mengungkapkan komoditas-komoditas yang menjadi penghambat terjadinya inflasi pada Februari 2019. Tiga komoditas utama yang menghambat terjadinya inflasi ialah telur ayam ras, tarif angkutan udara, dan daging ayam ras. Harga telur dan daging ayam ras mengalami penurunan disebabkan melimpahnya pasokan di pasaran. Hal ini membuat keduanya menjadi komoditas utama penghambat inflasi.

"Selain kedua komoditas tersebut, tarif angkutan udara turut memberikan andil penghambat inflasi. Setelah mengalami kenaikan di bulan sebelumnya, tarif angkutan udara pada Februari mengalami sedikit penurunan," ujar Teguh.

Adapun, tiga komoditas utama yang mendorong terjadinya inflasi di Februari 2019 ialah bawang putih, beras, dan tomat sayur. Teguh menjelaskan, pada Februari, harga bawang putih mengalami kenaikan disebabkan kurangnya pasokan di pasaran. Hal ini dikarenakan produksi bawang putih masih jauh lebih kecil daripada kebutuhan konsumsi masyarakat.

Selain itu, kenaikan harga beras juga turut mendorong terjadinya inflasi. Kenaikan ini dipicu oleh naiknya harga beberapa kualitas beras premium yang menyebabkan beras menjadi salah satu komoditas pendorong inflasi. Selain itu, tomat sayur juga menjadi komoditas utama pendorong inflasi. Kenaikan harga tomat sayur dan beberapa jenis sayuran ini dipengaruhi faktor cuaca.

Teguh melanjutkan, berdasarkan penghitungan angka inflasi di 8 kota IHK di Jawa Timur selama Februari 2019, seluruh kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Malang sebesar yaitu mencapai 0,42 persen. Kemudian diikuti Sumenep 0,37 persen, Jember 0,16 persen, Surabaya 0,13 persen, Probolinggo 0,14 persen, Kediri dan Banyuwangi 0,08 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement