Kamis 28 Feb 2019 16:32 WIB

Kawanan Monyet Ancam Hasil Panen Petani Tapanuli Selatan

Warga resah karena monyet sudah masuk ke permukiman.

Sekumpulan monyet (Ilustrasi)
Foto: Antara
Sekumpulan monyet (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TAPANULI SELATAN -- kawanan monyet semakin merajalela dan mengancam hasil panen petani. Monyet bahkan meresahkan petani karena berani memasuki pemukiman warga di Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.

Pengurus Forum Petani Sipirok Herman Harahap, di Sipirok, Kamis (28/2), mengeluhkan sekawanan monyet tidak saja merusak lahan pertanian dan perkebunan, tetapi juga sudah masuk ke perkampungan warga. "Perkembangan hewan itu cukup tinggi. Dua tahun terakhir ini sudah semain ramai terutama di daerah pertanian warga di Lembah Tor (gunung) Sibohi dan tor Sibual-buali," katanya.

Baca Juga

Tanaman para petani, seperti buah-buahan, ubi, cabai, coklat, bahkan padi dan kopi apalagi pisang di atas lahan di lembah kedua gunung itu sudah rata-rata rusak akibat monyet. "Warga petani Desa Sumuran, Desa Parsorminan, Desa Paran Dolok, Desa Huta Baru, Desa Padang Bujur, Desa Mandura dan lainnya sudah hampir putus asa untuk bercocok tanam di lembah tersebut, karena trauma monyet," katanya.

Ia mengatakan cukup banyak kerugian yang diderita sebagai dampak kerusakan tanaman yang merupakan sumber perekonomian warga akibat serangan monyet yang sangat susah untuk dibasmi itu. Sebenarnya, kata dia, masyarakat ingin menghabisi monyet tetapi tidak tahu caranya.

"Meski sudah diracun tidak berdampak, diusir malah melawan, pakai senapan takut kena sanksi, monyet memang licik," katanya.

Sekarang, kata dia, kaum ibu banyak yang takut pergi berkebun atau berladang ke lembah apalagi sendirian. Mereka khawatir serangan monyet yang tiba-tiba, apalagi sebagian monyet badannya besar.

Petani di Sipirok mengharapkan instansi terkait dapat memberikan perhatian atas permasalahan tersebut dan dapat turun tangan guna meminimalisasi hama monyet tersebut. Apalagi, kawanan monyet yang terkadang mencapai puluhan bahkan ratusan ekor tersebut belakangan ini sebagian sudah mulai memasuki permukiman warga.

Monyet diduga karena sudah kehabisan makanan yang ada di areal kebun dan pertanian warga. "Kita juga tidak menginginkan adanya kejadian korban diakibatkan keberadaan hama monyet di daerah ini," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement