REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla memastikan pelaksanaan Pemilihan Umum 2019 mendatang akan berlangsung aman dan damai. Hal ini kata JK, berdasarkan pengalaman pelaksanaan pemilu di Indonesia sejak zaman dulu hingga saat ini yang tidak pernah terjadi konflik apa pun.
JK menyatakan demikian, untuk menjawab pihak yang khawatir dengan pelaksanaan pemilu pada April mendatang. "Dalam sejarah Indonesia, kita sudah melakukan 11 kali pemilu sejak 1955. Pilpres langsung tiga kali, jadi pilegnya yang ke-12 nanti dan juga nanti pilpresnya bersamaan. Selama 11 kali itu relatif aman dan damai," kata JK di Jakarta, Kamis (28/2).
Menurutnya, kondusivitas pemilu di Indonesia selalu terjaga meskipun diikuti banyak peserta. Hal ini berbeda dengan negara lainnya, seperti Filipina, India, Pakistan, yang kerap terjadi bentrokan selama pelaksanaan pemilu yang menimbulkan korban meninggal dunia.
Ia mencontohkan Pemilu Indonesia pada 1955 yang diikuti 100 partai. Namun, tetap berlansung aman dan damai. Begitu pun saat Pemilu di masa reformasi tahun 1997 lalu.
"Kita melihat Pemilu di Filipina, Pakistan, India, asal pemilu minimum puluhan atau kadang-kadang ratusan orang meninggal karena konflik pemilu. Tapi di Indonesia selama setidak-tidaknya setelah reformasi, tidak ada satu pun orang yang meninggal karna pemilu," kata Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf tersebut.
Menurutnya, kondisi pemilu di Indonesia hanya terasa gaduh di media sosial saja. Hal ini karena banyaknya keributan dan unggahan informasi tidak benar atau hoaks yang begitu merebak di media soal.
Sementara dalam kehidupan di masyarakat, tetap tenang dan damai tidak seperti yang tergambar dalam media sosial. "Jadi kita tidak perlu khawatirkan. Yang ribut itu sebenarnya bukan di lapangan, di medsos saja. Di lapangan aman-aman saja, ketemu peluk-pelukan, cium-ciuman," kata JK.
Karenanya. ia berharap semua pihak tidak terlalu khawatir dengan pelaksanaan pemilu 17 April 2019. Apalagi, adanya imbauan untuk pergi ke luar Indonesia saat April mendatang, JK memastikan Pilpres mendatang akan berlangsung aman.
"Banyak orang berpikir pokoknya satu minggu sebelum coblos, kita ramai-ramai ke Spore (Singapura) supaya kita jangan kena dampaknya. Insha allah tidakk akan terjadi apa-apa, karena pengalaman selama empat pemilu terakhir dan juga sebelumnya, tidak ada," kata JK.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut beralasan, karena politik Indonesia bagaimanapun tidak seperti di negara lain. Ia mengungkap, antara satu partai dengan partai lainnya bukanlah rival abadi.
Karenanya, tidak ada pertarungan sengit dalam Pemilu di Indonesia. "Karena Indonesia itu bagaimana pun, apalagi sekarang, tidak jelas siapa lawan siapa. Partai itu besok dia sama-sama, kayak Golkar-lah partai saya, lima tahun lalu sama-sama Prabowo lawan Jokowi, sekarang ada di Jokowi lawan Prabowo," kata JK