Kamis 28 Feb 2019 07:37 WIB

Pemprov Perlu Dengar Masukan Masyarakat Soal LRT

Kemenhub memberikan rekomendasi soal penyelesaian depo dan persinyalan

Rep: Rahayu Subekti/Mimi Kartika/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah awak media saat menaiki Light Rail Transit (LRT) di Jakarta, Senin (25/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah awak media saat menaiki Light Rail Transit (LRT) di Jakarta, Senin (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi, Darmaningtyas, menyarankan lintas rel terpadu (LRT) digratiskan dalam uji coba selama satu bulan sebelum diresmikan. Menurut dia, kesiapan LRT perlu mendapatkan masukan dari masyarakat.

"Kalau saran saya, diujicobakan secara gratis, jangan diresmikan sebelum dioperasikan biar masyarakat merasakan ada masalah, enggak. Kalau tidak ada, baru bisa diresmikan," ujar Darmaningtyas kepada Republika, Rabu (27/2).

Ia mengatakan, masyarakat yang akan menggunakan transportasi berbaris rel tersebut harus ikut merasakan kesiapan. Pasalnya, dia melanjutkan, masyarakat akan lebih mengetahui hal-hal apa saja yang perlu ditambah ataupun diperbaiki.

Menurut Darmaningtyas, masyarakat yang akan menjadi pengguna LRT harus mendapatkan fasilitas terbaik. Dengan demikian, kelak LRT dapat beroperasi secara maksimal.

Ia pun tak mempersalahkan waktu beroperasinya LRT yang mundur dari jadwal. LRT direncanakan mulai beroperasi secara resmi pada Februari 2019 tetapi diundur sampai Maret 2019 mendatang. Paling penting, kata dia, persiapan beroperasi LRT harus lebih matang.

"Kalau belum siap lebih baik dimatangkan dulu saja daripada nanti beroperasi ada masalah," kata dia.

Tarif LRT pun sampai saat ini belum diumumkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengaku, pihaknya akan mengirim surat pembahasan tarif LRT kepada DPRD DKI Jakarta. "Suratnya (pembahasan tarif) sudah ke sana (DPRD DKI)," kata Anies di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (26/2).

Sementara itu, Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sudah selesai menguji kesiapan LRT rute Kelapa Gading-Velodrome. Direktur Keselamatan Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Edy Nursalam mengatakan, LRT Jakarta siap dioperasikan.

Dia menjelaskan, pengujian yang dilakukan sebelumnya untuk memastikan kelaikan jaminan persyaratan teknis dan operasional. "Pengujian ini baik itu prasarananya maupun sarananya," kata Edy.

Proses pengujian tersebut, kata dia, juga dilakukan untuk memastikan prasarana maupun sarana LRT Jakarta yang laik dan tersertifikasi dapat memenuhi unsur keselamatan. Dengan begitu, LRT Jakarta memiliki keamanan ketika dioperasikan nanti.

Edy mengatakan, dalam proses pengujian yang dilaksanakan Ditjen Perkeretaapian terdapat beberapa rekomendasi yang harus ditindaklanjuti PT LRT Jakarta dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

"Rekomendasi ini terkait penyelesaian depo maupun persinyalan merupakan salah satu rekomendasi yang saat ini masih harus ditindaklanjuti sehingga LRT Jakarta siap beroperasi," kata Edy.

Saat ini, pembangunan depo LRT Jakarta dilakukan secara bertahap. Depo yang diselesaikan terlebih dahulu adalah depo yang digunakan untuk langsir dan perawatan sarana LRT Jakarta. Pasalnya, lintas layanan yang sudah terbangun adalah Koridor 1.

“Begitu pun dengan persinyalan. Persinyalan yang dibangun pun dilaksanakan secara bertahap," ujar Edy.

Dia berharap dibangunnya LRT Jakarta secara bertahap dapat mempercepat penyelesaian serta pengoperasian LRT Jakarta. Dengan begitu, Edy menilai LRT Jakarta juga dapat mendorong masyarakat untuk berpindah dari penggunaan kendaraan pribadi menuju penggunaan angkutan umum massal.

LRT Jakarta sepanjang kurang lebih 5,7 kilometer tersebut akan melayani masyarakat dengan layanan yang melewati lima stasiun. Kelima stasiun tersebut adalah Velodrome, Pacuan Kuda, Pulo Mas, Kelapa Gading Boulevard, dan Kelapa Gading. Selain pembangunan jalur di beberapa stasiun, depo sarana LRT Jakarta di wilayah Kelapa Gading juga turut dibangun.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, LRT Jakarta rute Kelapa Gading-Velodrome akan siap beroperasi bulan depan. Budi mengatakan, pembangunan LRT Jakarta per 21 Februari 2019 secara keseluruhan mencapai 99,4 persen.

“Insya Allah akhir Maret 2019 selesai karena bagian sinyal dan depo itu yang belum selesai. Akhir Maret baru dioperasikan,” kata Budi di Kelapa Gading, Jakarta Utara, Ahad (24/2).

Budi memastikan tidak ada kendala lain yang perlu dihadapi dalam pembangunan LRT Jakarta. Menurut dia, saat ini hanya tinggal menunggu penyelesaian konstruksi berkaitan dengan sinyal dan depo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement