Rabu 27 Feb 2019 16:54 WIB

Persis Sayangkan Istilah 'Perang' oleh Kedua Kubu Paslon

Semestinya kedua belah pihak lebih arif dan tidak menggunakan istilah perang.

Rep: Muhammad Tiarso Baharisqi/ Red: Nashih Nashrullah
Petugas Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelamatkan kotak suara dalam Simulasi Pengamanan Logistik Pemilu di Gudang KPU, Malang, Jawa Timur, Kamis (14/2/2019).
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Petugas Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyelamatkan kotak suara dalam Simulasi Pengamanan Logistik Pemilu di Gudang KPU, Malang, Jawa Timur, Kamis (14/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pimpinan Wilayah Persatuan Islam (Persis) Provinsi DKI Jakarta menyayangkan wacana "perang" yang dilancarkan kedua kubu pendukung Capres dan Cawapres pada Pemilu 2019.

Ketua PW Persis Provinsi DKI Jakarta, Suwardi Sulaiman, menilai pernyataan dari kedua kubu tersebut makin memperkeruh suasana di masyarakat.  

Baca Juga

" Itu adalah hak bicara mereka, tapi harusnya mereka sebagai orang yang punya intelektualitas tinggi harusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. Jangan memanas-manasi rakyat," Kata Suwardi di Jakarta, Rabu (27/2). 

Suwardi mengingatkan para politisi harus berhati-hati dalam memberikan pernyataan. Pernyataan-pernyataan para politisi tersebut ditakutkan terjadi kesalahpahaman antara politisi itu sendiri dengan masyarakat. Hal ini menimbulkan dampak yang negatif. 

" Pernyataan kemarin yang diucapkan memang ada doanya tapi mungkin terjadi kesalahpahaman yang ditangkap beberapa pihak menjadi doa Perang Badar," Ujar Suwardi.  

Suwardi berpesan kepada masyarakat dan warga Persis untuk lebih dewasa dan tidak mudah terpancing dalam menyikapi polemik yang terjadi di dunia politik saat ini. 

" Masyarakat jangan terpengaruh, kalau mendengar sesuatu yang belum jelas ya harus tabayun dulu. Sehingga tak terjadi kesalah pahaman," Kata Suwardi. 

Suwardi menilai selama gelaran kampanye hingga Pemilu 2019 suasana politik akan sulit mereda dan akan tetap memanas. Hal ini bisa dilihat dari tingginya tensi antar kedua kubu yang terus melakukan serangan setiap waktunya. 

" Masih akan terus memanas dan sulit dihentikan bahkan setelah pemilu selesai, " kata Suwardi. 

Dalam menyikapi suasana politik dan pilpres saat ini, Suwardi mengatakan Persis tidak mengarahkan para anggotanya untuk bergabung ke salah satu pihak pendukung Capres dan Cawapres.  

Sebelumnya Istilah 'perang' digaungkan kedua kubu pasangan calon presiden menjelang pilpres yang kurang dari dua bulan lagi. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Moeldoko, menggunakan istilah 'perang total'.

Sedangkan istilah 'Perang Badar' dilontarkan Wakil Ketua Tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto–Sandiaga Uno, Neno Warisman, dalam acara Munajat 212.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement