REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Sirene tsunami di Sumatera Barat (Sumbar) masih berfungsi dengan baik. Sirene siap untuk digunakan guna memperingatkan warga dalam kondisi darurat.
"Kita ujicoba seluruh sirene tsunami hari ini. Kondisinya secara umum baik," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Rumainur di Padang, Selasa (26/2).
Ia merinci, sirene milik BPBD berjumlah 32 unit yakni 10 unit di Pariaman dan 22 unit di Kota Padang. Selain itu, ada enam unit sirene milik BMKG yang juga dipercayakan pada BPBD dalam pengelolaannya.
Berdasarkan evaluasi ujicoba dari 32 sirene itu 26 berfungsi dengan baik, sedangkan empat unit tidak berfungsi. Enam unit sirene BMKG berfungsi dengan baik pula.
"Ada lagi delapan unit serine untuk tujuh kabupaten dan kota pesisir di Sumbar milik BNPB. Semua berfungsi baik," kata Rumainur.
Ia menyatakan, empat unit sirene yang tidak berfungsi akan diperbaiki segera agar bisa digunakan kembali. Keberadaan sirene itu cukup vital bagi Sumbar yang memiliki potensi terjadinya gempa Megatrust disertai Tsunami.
Sirene menjadi peringatan dini bagi warga kota jika ada ancaman terjadinya tsunami. Kendali terhadap tombol sirene berada di Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdal Ops) BPBD Sumbar yang berada di lokasi relatif aman dari tsunami.
Meski memiliki piranti peringatan dini tsunami, tetapi BPBD Sumbar mengajak masyarakat untuk memiliki sistem peringatan dini sendiri. Yaitu jika terjadi gempa besar lebih dari 30 detik, segera evakuasi mandiri tanpa harus menunggu sirene.
"Itu lebih efektif dari pada harus menunggu sirene. Dengan demikian, jumlah korban bisa ditekan jika terjadi tsunami," ujar Rumainur.