Selasa 26 Feb 2019 00:47 WIB

Menaker: Penggunaan MRT Bisa Turunkan Stres Pekerja

Proyek MRT telah menyerap 10 ribu tenaga kerja

Rencana Beroperasi Maret 2019. Moda Raya Terpadu (MRT) saat ujicoba dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (20/2/2019).
Foto: Republika/ Wihdan
Rencana Beroperasi Maret 2019. Moda Raya Terpadu (MRT) saat ujicoba dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (20/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengatakan penggunaan moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) dapat menurunkan stres bagi pekerja. Dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan produktivitas.

"Pasti dari sisi tekanan di jalanan akan berkurang, tidak macet, lebih nyaman dan tepat waktu, sehingga stres yang dialami akan berkurang," kata Hanif Dhakiri di Jakarta, Senin (25/2).

Baca Juga

Tidak hanya itu, MRT yang digadang-gadang membawa budaya baru juga akan membantu memperkuat karakter warga Jakarta. "Dari riset, pekerja kita punya tiga kekurangan, yaitu karakter, bahasa dan komputer. Nah, kalau penggunaan MRT ini dapat membantu penguatan karakter," kata dia.

Dia mengatakan pada masa yang akan datang maka Indonesia butuh masyarakat lebih disiplin, lebih tepat waktu dan lebih semangat.

Hanif menambahkan dari sisi lapangan kerja, proyek MRT juga akan menciptakan efek yang besar. Sejak awal proyek MRT berjalan, telah menyerap 10 ribu tenaga kerja.

"Efek adanya MRT juga sangat positif dengan terciptanya lapangan kerja dan mendukung pertumbuhan kantong-kantong ekonomi di sekitar area yang dilalui jalur MRT," kata dia.

Tentang lapangan kerja baru yang tercipta setelah adanya MRT, Hanif mengaku belum menghitungnya secara terperinci.

Namun setelah MRT nanti beroperasi, diperkirakan menyerap lebih 500 orang tenaga kerja. Untuk vendor supplier jasa keamanan dan kebersihan bisa lebih dari 1000 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement