Senin 25 Feb 2019 21:03 WIB

Cerita JK soal KB, 10 Bersaudara, Lima Anak, dan 15 Cucu

Perkembangan zaman membuat kebutuhan mempunyai anak akan berbeda.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Simposium Nasional Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (25/2).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Simposium Nasional Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meyakini pertumbuhan penduduk setiap generasi akan berkurang secara alamiah seiring waktu. JK menceritakan dirinya yang lahir dari keluarga besar dengan 10 saudara kandung dan enam saudara satu ayah.

Namun saat ia menikah dengan istrinya, Mufidah Jusuf Kalla, ia memiliki lima orang anak. Saat ini pun, lima orang anak JK telah memberinya 15 orang cucu, yang jika dirata-ratakan satu anak memberi tiga orang putra atau putri.

"Saya kan bersaudara 10 satu ibu, dua ibu 16, jadi saya sendiri satu bapak satu ibu, 10. Saya anak saya lima. kemudian cucu saya, lima belas, jadi tiga. Jadi terjadilah 10,5,3 tuh, terjadi penurunan secara alamiah," ujar JK saat membuka Simposium Nasional Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (25/2).

Menurutnya, penurunan pertumbuhan anak setiap generasi karena menyesuaikan kondisi zaman saat itu. Ia menilai, semakin berkembangnya zaman, kebutuhan saat mempunyai anak akan berbeda dari masa lalu, mulai dari pendidikan, kesehatan hingga lingkungan sekitarnya.

Menurut JK, peningkatan kualitas hidup keluarga menjadi salah satu yang membuat penurunan pertumbuhan kelahiran generasi. Terlebih, jika orangtua dua-duanya bekerja, sehingga diperlukan pengasuhan orang lain.

"Siapa yang ngantar, waktu zaman kita kecil di kampung tidak ada urusan itu," kata JK.

Karena itu, ia kembali menekankan perlunya program pengendalian kelahiran melalui program Keluarga Berencana (KB) berlanjut di era saat ini. "Hal-hal ini tentu jadi bagian dari kita, faktor ini jadi bagian bahwa KB penting dalam situasi apapun, bahwa kita tak bisa berlebihan, baik masalah sosial, masalah kebutuhan akan datang, baik masalah teknologi, juga pangan," ujarnya.

Selain itu, JK menilai progtam KB juga berkenaan dengan era Revolusi Industri 4.0 di mana ada perbedaan jumlah kebutuhan pekerja atas lapangan kerja di masa depan. "Tetap kita butuh (program) keluarga berencana. bukan karena kekhawatiran pangan tapi justru revolusi industri yang tadi sempat dibicarakan," ujar JK.

Menurut JK, di era Revolusi Industri 4.0 saat ini, banyak industri yang tidak membutuhkan banyak pekerja. Ia mengungkap, keberadaan pekerja dalam industri akan digantikan dengan kemajuan teknologi yakni mesin-mesin atau mekanisasi.

"Apa yg terjadi? akibat suatu teknologi itu yg berkembang IT, bioteknologi maka industri akan berkembang tapi tidak lagi membutuhkan banyak pekerja, tapi lebih membutuhkan daripada skill dan teknologi itu sendiri," kata JK.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement