REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Presiden RI Joko Widodo mengatakan, saat ini tidak ada lagi masyarakat yang mengeluhkan adanya pemadaman listrik. Berbeda dengan beberapa tahun lalu ketika pemerintah selalu diproses soal listrik yang byar pet.
"Sekarang kalau kita ke daerah, enggak ada lagi yang namanya keluhan 'byar pet', keluhan pemadaman, enggak ada. Dulu kita di 2015, setiap ke provinsi, setiap ke kabupaten, ke kota, ke daerah, isinya keluhan mengenai listrik yang byar pet, listrik yang pemadaman," kata Presiden di Cilacap, Jawa Tengah, Senin (25/2).
Presiden mengatakan hal itu kepada wartawan usai meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cilacap Ekspansi Tahap I berkapasitas 1x660 megawatt (MW) di Desa Karangkandri, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap. Setelah itu dilanjutkan dengan peninjauan sejumlah titik proyek PLTU.
Dia mencontohkan keluhan-keluhan tersebut terutama dari industri pariwisata karena ada hotel yang listriknya mati selama enam jam.
"Banyak sekali keluhan-keluhan seperti itu. Sekarang, alhamdulillah sudah tidak ada keluhan-keluhan pemadaman listrik, tetapi kita tetap ingin membangun pembangkit listrik agar juga mengikuti pertumbuhan ekonomi yang ada sehingga investasi apa pun ke Indonesia, listriknya siap," kata Presiden.
Sementara saat memberikan laporan dalam acara peresmian PLTU Cilacap Ekspansi Tahap I berkapasitas 1x660 MW, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan PLTU tersebut menggunakan teknologi super-critical boiler berbahan bakar batu bara kalori rendah.
Selain itu, PLTU Cilacap Ekspansi Tahap I juga dilengkapi dengan electrostastic precipitator dan flue-gas desulfurization yang didesain untuk dapat beroperasi secara efisien dan ramah lingkungan.
"Proyek ini dikelola oleh PT Sumber Segara Primadaya (S2P) dengan kepemilikan saham sebesar 51 persen dan PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), yaitu anak usaha PT PLN (Persero) dengan kepemilikan saham 49 persen," katanya.
Menurut dia, investasi proyek tersebut hampir mencapai 900 juta dolar Amerika Serikat dan dapat menyerap 800 tenaga kerja saat pengoperasian, sedangkan saat pembangunan menyerap sekitar 4.000 tenaga kerja.