Senin 25 Feb 2019 09:22 WIB

Jokowi Berbagi Kisah Masa Muda

Jokowi mengaku lahir dan tumbuh dari keluarga yang sederhana.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Relawan Jokowi-Ma'ruf mulai berdatangan memadati Sentul International Convention Center (SICC) pada Ahad, (24/2) sore. Mereka akan mengikuti Konvensi Rakyat Optimis Indonesia Maju.
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Relawan Jokowi-Ma'ruf mulai berdatangan memadati Sentul International Convention Center (SICC) pada Ahad, (24/2) sore. Mereka akan mengikuti Konvensi Rakyat Optimis Indonesia Maju.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) membagikan kisah kehidupannya dan keluarga saat masih kecil. Kisah kehidupannya itu ia ceritakan saat berpidato di acara Konvensi Rakyat di SICC, Bogor, Ahad (24/2) malam.

Ia mengaku lahir dan tumbuh dari keluarga yang sederhana. Ayahnya sendiri bekerja dengan menjual bangku dan kayu di sebuah pasar di Solo serta menjadi seorang pengemudi. Bahkan, ia juga mengatakan pernah tinggal di bantaran sungai hingga menjadi korban penggusuran.

"Kami pernah tinggal di bantaran sungai Kalianyar kemudian digusur dan harus mencari rumah kontrakan," ungkapnya.

Pengalaman kehidupan keluarganya yang hidup di tengah kesulitan itu yang membuat Jokowi semakin bersemangat dan bertekad agar masyarakat lain tak mengalami hal serupa. Di depan para peserta konvensi, Jokowi menegaskan tak ingin melihat rakyatnya hidup penuh kekurangan.

 

"Keluarga kami selalu dihantui ketakutan tidak bisa berobat ketika sakit dan tidak mampu meneruskan sekolah. Oleh sebab itu, saya bertekad rakyat Indonesia harus bebas dari rasa ketakutan seperti itu," tambah Jokowi.

Jokowi menyebut, kedua orang tuanya pun selalu bekerja keras dan tak pernah menyerah demi menyejahterakan keluarganya. Hingga akhirnya ia mampu mengeyam pendidikan sampai bangku perkuliahan.

"Akhirnya setelah lulus kuliah, saya merasakan perjuangan bagaimana mencari pekerjaan yang tidak mudah," tambah dia.

Ia pun kemudian menceritakan pengalaman kerja pertamanya di Aceh. Menurutnya, pengalamannya selama hidup di Aceh itu membuat dirinya tersadar akan keberagaman masyarakat yang dimiliki bangsa.

Selain itu, dari pengalamannya selama bekerja itu mendorongnya untuk membantu masyarakat lain agar memiliki keahlian dan ketrampilan sehingga mampu mendapatkan pekerjaan.

"Setelah 3 tahun di Aceh saya kembali ke Solo dan mulai berwirausaha," kata dia.

Sebagai seorang pengusaha kecil, ia pun mengaku merasakan sulitnya mengurus perizinan dan mendapatkan modal.

"Dan saya merasakan betapa sulitnya menembus pasar, termasuk pasar ekspor global. Saya tidak ingin pengusaha kecil mengalami kesulitan seperti yang saya alami," ucap dia.

Karena panggilan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat lainnya, Jokowi pun kemudian memutuskan untuk terjun ke dunia politik dan pemerintahan. Ia pernah menjabat sebagai Wali Kota Solo selama dua periode kemudian menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sebelum akhirnya menjadi Presiden.

Menurutnya, pengalaman karirnya itu menjadi bekal bagi dirinya dalam mengelola negara dengan rasa optimisme dan bekerja keras.

"Saya berkomitmen untuk melanjutkan dan menuntaskan panggilan dan tanggung jawab saya kepada rakyat. Saya optimis Indonesia maju. Saya optimis rakyat sejahtera, Indonesia setara, layak kerja, Indonesia maju," ucap Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement