REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, menyiagakan helikopter untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Helikopter disiagakan di Dumai, Riau, untuk mengatasi masalah transportasi yang dihadapi pasukan dalam menjangkau titik api.
"Saya akan menempatkan helikopter yang akan ditempatkan di Dumai untuk reaksi cepat apabila ada laporan karhutla terjadi," ujar Hadi dalam keterangan tertulisnya, Ahad (24/2).
Selain dapat digunakan untuk reaksi cepat, helikopter itu juga bisa dipakai untuk mendukung transportasi pasukan. Helikopter juga bisa digunakan mendukung logistik apabila kekurangan minuman, makanan, termasuk bahan bakar.
Menurut Hadi, ada tiga permasalahan yang harus ditindaklanjuti dalam mengatasi karhutla. Pertama, selama ini peringatan dini terkait karhutla tergantung dari satelit. Sedangkan satelit melaporkan posisi titik api setiap enam jam.
"Kalau kebakarannya itu jam tujuh pagi diterima satelit enam jam kemudian, sehingga setelah 6 jam kebakarannya telah tinggi," kata dia.
Kedua, ketika sudah diketahui titik api, pasukan yang merapat ke wilayah kebakaran mengalami kendala transportasi. Ketiga, alat untuk memadamkan titik kebakaran sangat terbatas. Karena itu, Panglima TNI mengatakan, apabila memang terjadi kebakaran, pasukan yang mengendap akan memberikan informasi melalui radio dan segera akan mengirimkan pasukan menggunakan helikopter.
Pada Ahad, TNI mengirimkan satu satuan setingkat kompi (SSK) prajurit dari Batalyon Artileri Medan (Yonarmed) 10/Brajamusti Kostrad untuk membantu mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pekanbaru, Riau. Pasukan ini akan masuk ke dalam Satuan Tugas Penanggulangan Karhutla (Satgas Karhutla).
Ratusan prajurit dari Yonarmed 10/Brajamusti Kostrad, dipimpin oleh Lettu Arm Imam Wahyudi, diberangkatkan melalui Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Ahad (24/2). Seluruh prajurit beserta perlengkapannya diberangkatkan dengan menggunakan pesawat Hercules C-130, A-1316 TNI AU menuju Pekanbaru di bawah BKO Korem 031/Wirabima di Riau.