REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno membatalkan kunjungannya ke Desa Pakraman Pagi, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Ia membatalkan rencana itu untuk menjaga suasana kondusif karena sebelumnya beredar adanya surat penolakan kunjungannya.
"Saya ingin pastikan kondisi Bali kondusif. Karena pariwisata itu membutuhkan situasi politik dan keamanan yang stabil. Jadi, kehadiran saya ke sini (Bali) kan atas undangan masyarakat Tabanan. Kalau masyarakat lain ada yang berkeberatan tentunya kita hormati," kata Sandi saat menghadiri acara "Temu Pengusaha Bali" di Hotel Alkyfa, Padangsambian, Kota Denpasar, melalui surat elektronik yang diterima Antara Bali, Ahad (24/2).
Dua hari sebelum kunjungan Sandiaga Uno ke Bali, beredar surat pernyataan dari Desa Pakraman Pagi, Desa Senganan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan yang ditandangani Bendesa Adat Pakraman Pagi I Wayan Yastera, Kelian Adat Banjar Pagi I Nyoman Subagan dan I Wayan Sukawijaya dengan tembusan Perbekel (Kepala Desa) Senganan dan Kapolsek Penebel.
Isi surat pernyataan itu menolak kedatangan Sandiaga Uno karena mereka sudah memilih Capres 01 dan Calon Legislatif dari PDI-P.
Sandiaga menyatakan dia menghormati keputusan itu dan ingin suasana Bali tetap kondusif karena pariwisata membutuhkan situasi politik dan keamanan yang stabil. Setahu Sandiaga, masyarakat Bali punya sifat terbuka dan ramah menerima siapa saja yang datang ke Pulau Bali.
"Bali ini sangat friendly, loveable, island of god. Bukan milik siapa-siapa. Jadi, setiap pengunjung itu disambut dengan terbuka dan penuh kehangatan oleh masyarakat Bali dan ini aset Bali," lanjut Sandi.
Cawapres Sandi membenarkan ada surat disampaikan kepada beberapa anggota tim pemenangan dan setelah dikaji, tim sepakat untuk meredakan suasana, diputuskan untuk tidak hadir ke Kabupaten Tabanan.
Sandiaga juga menyatakan, ketimbang ada friksi lebih baik hadir di tempat-tempat yang memang tidak memiliki potensi konflik. Calon wakil presiden nomor urut 02 ini juga berpesan kepada para pendukungnya tidak melakukan hal yang sama.
"Saya pesan ke pendukung jangan lakukan hal yang sama kepada Pak Presiden dan Kiai Ma'ruf. Jangan cetak-cetak spanduk yang provokasi lah, cetak spanduk buat dirinya sendiri. Dan kita fokus pada pesan ekonomi, harga kebutuhan pokok yang stabil terjangkau serta penyediaan juga penciptaan lapangan kerja. Selalu berpikir positif, itu yang saya sampaikan kepada relawan dan simpatisan," ucap Sandiaga.
Sementara itu, dalam pertemuan tersebut juga dihadiri sekitar 30 orang kaum perempuan atau "emak-emak". Mereka kaum perempuan tersebut lebih suka meminta berfoto atau swafoto (selfi) dari pada mendengarkan pemaparan program sekitar 15 menit tersebut.