Ahad 24 Feb 2019 18:12 WIB

Festival Salak Angkat Potensi Flora Khas Sleman

Usaha promosi salak sebagai produk lokal patut didukung bersama.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Pembukaan Festival Salak Sleman 2019 di Sleman City Hall.
Foto: Dokumen.
Pembukaan Festival Salak Sleman 2019 di Sleman City Hall.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Festival Salak Kabupaten Sleman 2019 resmi digelar. Berlangsung mulai 22-25 Februari 2019 di Sleman City Hall, gelaran ini kembali mengenalkan secara luas potensi asli khas Sleman, DIY, yaitu salak.

Festival mengangkat tema Salak Sleman Gumregah (bangkit) dan menampilkan stan-stan aneka olahan salak khas Sleman. Utamanya, yang dibuat Kelompok Wanita Tani (KWT) yang ada di Sleman.

Selain itu, festival dimeriahkan lomba memasak sayur salak, yel-yel salak, lomba kudapan salak, serta lomba mewarnai, dan menyusun salak. Fesitval Salak Sleman dibuka Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun.

Dalam sambutannya, Sri mengapresiasi panitia penyelenggara karena telah memiliki inisiatif untuk mengangkat salak pondoh. Terlebih, salak pondoh merupakan flora khas Kabupaten Sleman.

Ia mengatakan, usaha promosi salak sebagai produk lokal patut didukung bersama. Terlebih, salak bukan hanya flora khas yang berhasil menembus pasar ekspor, tapi menjadi daya tarik wisata.

"Inisiatif pelestarian kekayaan budaya kita ini sebagai langkah promosi wisata yang semakin menarik karena diramaikan dengan berbagai lomba yang menarik," kata Sri.

Sri berpendapat, salak pondok Sleman memang memiliki karakteristik rasa khas yang berbeda dengan salak daerah lain. Hal itu banyak dikarenakan kondisi geografis lahan salak pondoh yang Sleman miliki.

Untuk itu, penguatan sektor pariwisata tidak hanya dilakukan lewat pengembangan destinasi. Tpai, juga melalui pengembangan gelaran-gelaran dan diversikasi keigatan budaya yang menarik wisatawan nondomestik.

Ketua Panitia Festival Salak Sleman 2019, Maryono menuturkan, dipilihnya tema Salak Sleman Gumregah memang menggambarkan kondisi hari ini. Tepatnya, tentang para petani Sleman yang agak risau lantaran harga salak pasang surut.

"Berharap dengan diselenggarakannya kegiatan tersebut dapat membangkitkan semangat para petani salak di Kabupaten Sleman," ujar Maryono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement