Ahad 24 Feb 2019 14:47 WIB

NTT Ekspor 24 Ton Gurita ke Cina

NTT juga mengekspor produk perikanan rumput laut.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Muhammad Hafil
Satai Gurita. Ilustrasi
Foto: Pinterest/Seoul Sweet Seoul
Satai Gurita. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gurita menjadi salah satu produk perikanan ekspor Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang cukup menjanjikan. Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Kupang mencatat, sepanjang Januari 2019, provinsi NTT telah mengekspor 24 ton gurita ke Cina.

“Sebanyak 24 ton gurita beku yang diekspor ini ada dari Pulau Flores yang dikirim melalui Surabaya, Jawa Timur,” ungkap Kepala SKIPM Kupang, Jimmy Yonathan Elwaren, Ahad (24/2).

Baca Juga

Menurut Jimmy, ekspor gurita tersebut dilakukan oleh PT Okishin Flores dengan nilai mencapai 63 ribu dolar Amerika. Ia menjelaskan komoditas gurita merupakan salah satu produk kelautan dari provinsi setempat yang mulai diminati Cina. Ekspor perdana gurita NTT telah dilakukan sejak 2018 lalu dengan jumlah mencapai 15,8 ton.

Tak hanya gurita, menurut Jimmy, di Januari 2019, NTT juga mengekspor produk perikanan rumput laut ke Tiongkok. “Produk rumput laut yang diekspor ini dipasok dari Pulau Sumba sebanyak 75 ton.” ujarnya.

Jimmy mengungkapkan, rumput laut diekspor dalam bentuk "alkali treated cottonii chips" (ATCC) dengan nilai ekspor sebesar 96 ribu dolar. Komoditas rumput laut merupakan produk yang paling banyak diekspor pada Januari 2019, menyusul ikan kering sebanyak 27,8 ton; ikan anggoli 1,8 ton; skip jack 0,5 ton; dan tuna beku 0,3 ton.

"Sementara itu, komoditas unggulan lain seperti cakalang dan tuna belum diekspor karena produksi yang masih kurang akibat cuaca buruk dari akhir tahun," ujar Jimmy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement