Sabtu 23 Feb 2019 23:59 WIB

BPBD Banjarnegara Imbau Warga Manfaatkan Kentongan

Kentongan adalah kearifan lokal yang perlu terus dilestarikan.

Memukul kentongan (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Memukul kentongan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara, Jawa Tengah, meminta masyarakat di wilayah setempat untuk memanfaatkan alat komunikasi tradisional yakni kentongan sebagai alat peringatan dini bencana. "Masyarakat agar memanfaatkan kentongan terutama mereka yang tinggal di lokasi rawan bencana tanah longsor," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Arief Rahman di Banjarnegara, Sabtu (23/2).

Dia menyatakan hal tersebut mengingat sebagian wilayah di Kabupaten Banjarnegara merupakan daerah rawan longsor terutama saat curah hujan sedang tinggi. Dia menambahkan, kentongan merupakan kearifan lokal yang patut dijaga karena efektif digunakan di wilayah perdesaan. "Kentongan adalah kearifan lokal yang perlu terus dilestarikan karena cukup efektif menjadi peringatan dini bencana di desa-desa," katanya.

Baca Juga

Dia mengatakan sebagian desa di Banjarnegara sudah lama menggunakan kentongan sebagai sarana komunikasi. "Bukan cuma untuk penanda terjadinya bencana bisa juga untuk pencurian, kebakaran, dan lain sebagainya, namun penggunaan kentongan perlu lebih diintensifkan lagi," katanya.

Sebelumnya, Dosen Mitigasi Bencana Geologi, Jurusan Teknik Geologi Universitas Jenderal Soedirman Indra Permanajati mengingatkan pentingnya memanfaatkan kentongan sebagai sarana komunikasi peringatan dini bencana bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah rawan bencana. "Kentongan atau alat-alat tradisi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu strategi mitigasi bencana berbasis kearifan lokal," katanya. 

Indra menjelaskan salah satu strategi dalam mitigasi bencana alam adalah percepatan informasi bencana.   "Seringkali mitigasi bencana kurang optimal karena kurangnya komunikasi yang baik. Hal ini bisa terjadi jika disuatu daerah rawan bencana tidak ada alat yang mendeteksi bahaya atau sudah ada alatnya namun bencananya tidak terdeteksi karena merupakan bencana yang tidak terduga penyebabnya," katanya.

Dia menambahkan, bunyi kentongan bisa dibedakan dari nada suaranya untuk memperjelas kondisi yang sedang dihadapi. "Bahkan jika perlu nada suara kentongan masing-masing kondisi dapat diseragamkan secara nasional," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement