REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Viva Yoga Mauladi, menganggap wajar klaim yang dilontarkan Ridwan Kamil soal elektabilitas Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin di Jabar. Kendati demikian, BPN juga optimistis bakal meraih 60 persen suara di Jabar.
Viva Yoga mengatakan BPN telah membuat sejumlah strategi untuk mendulang jutaan suara pemilih di Jawa Barat. "BPN sudah membuat perencanaan strategis, pengorganisasian, monitoring, dan pengendalian pemenangan. Target suara 60 persen," ujarnya saat dihubungi Republika, Sabtu (23/2).
Ia percaya, gerakan populisme Islam dan tumbuhnya kesadaran beragama masyarakat Jawa Barat dapat meningkatkan elektabilitas Prabowo-Sandi. Menurutnya, suara rakyat tak dapat dibendung oleh gerakan yang dilakukan pejabat daerah untuk memenangkan paslon nomor urut 01.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut juga mengatakan, wajar Ridwan Kamil menyatakan ada jutaan warganya yang mengalihkan dukungan dari Prabowo Subianto pada Pemilu 2014 ke pasangan calon (paslon) nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin menjelang Pemilu 2019. Sebab, ia merupakan pendukung paslon 01 dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Tentu dia akan berjuang keras agar paslon 01 dapat menang, apalagi dia sebagai Gubernur Jabar, tentu akan berupaya semaksimal mungkin," ujar Viva Yoga.
Akan tetapi, Viva Yoga pun mengimbau Emil sebaiknya tak mengeluarkan klaim semacam itu. "Maka nanti Ridwan Kamil siap-siap untuk malu, jika seandainya paslon 01 yang didukung kalah di Pilpres (2019)," ujar Viva Yoga.
Sampai saat ini, Jawa Barat merupakan salah satu wilayah basis pendukung Prabowo-Sandi. "Tanpa rekayasa, itu murni people power. Gerakan rakyat tidak akan bisa dibendung oleh gerakan birokrasi," ujar Viva Yoga.
Sebelumnya, Ridwan Kamil menyatakan ada jutaan warga Jawa Barat telah mengalihkan dukungan mereka ke paslon 01. Ridwan alias Kang Emil mengatakan, hal itu terbukti dengan meningkatnya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat ini mengatakan, jutaan pemilih itu merupakan pemilih yang sebelumnya memberikan suara mereka kepada calon presiden Prabowo Subianto pada pemilu 2014 lalu. Emil menambahkan, peralihan dukungan itu telah mengimbangi atau bahkan mengejar ketertinggalan suara Jokowi sebesar 20 persen pada pemilu 2014.
Kendati demikian, dia enggan memerinci peralihan dukungan ini terjadi di wilayah mana saja. "Tapi tentu keyakinannya harus kita buktikan secara faktual nanti di hari pencoblosa nanti," ujar mantan kader Gerindra itu.