REPUBLIKA.CO.ID, TOLITOLI -- Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem Ahmad M Ali mengatakan Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) bukanlah seorang yang anti terhadap ulama dan agama, termasuk Islam. Narasi bahwa Jokowi anti-ulama dan Islam hanya tuduhan tanpa bukti dari orang-orang yang tidak menyukainya.
"Jokowi bukan anti-agama dan anti-ulama seperti yang dituduhkan selama ini oleh orang-orang yang tidak menyukainya," ucap Ahmad M Ali dalam kampanye terbatasnya yang berlangsung di Kelurahan Tuelei Kecamatan Baolan, Kabupaten Tolitoli, Kamis (21/2) malam.
Untuk meyakinkan masyarakat bahwa Jokowi tidak anti terhadap ulama, ketua Fraksi Nasdem itu menanyakan siapa calon wakil presiden yang mendampingi Jokowi kepada warga yang hadir dalam kampanyenya. Pertanyaan itu kemudian dijawab warga bahwa calon wakil presiden yang mendampingi Jokowi adalah KH Ma'ruf Amin.
Pertanyaan itu di maksudkan sebagai bukti bahwa Jokowi tidak anti terhadap ulama. Sebab, Jokowi memilih ulama sebagai pendampingnya untuk memimpin negara periode mendatang.
Dalam kampanyenya, ia menyatakan Jokowi bukanlah anti-agama termasuk Islam. Sebaliknya, ia merasa heran karena sepengetahuannya Jokowi adalah seorang yang taat terhadap Islam.
"Saya juga heran, kok masih dibilang anti-Islam. Aneh, lah. Yang saya tau, Jokowi Widodo itu orang Islam taat. Jadi, sudalah, masyarakat di Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Toli-Toli tidak perlu termakan isu-isu seperti itu," ucap Caleg DPR-RI Partai Nasdem Dapil Sulteng itu.
Selain itu, Ahmad menjelaskan, tuduhan bahwa Jokowi kader atau simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) atau terkait PKI tidak berdasar dan tidak masuk di akal. "PKI sendiri telah dibubarkan sejak 1966. Saat itu, Bapak Presiden kita masih balita. Masa orang berpolitik praktis sejak balita," sebut Ahmad Ali.
Pada kampanye itu, selain mengajak masyarakat Kabupaten Toli-Toli memenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin, Ahmad M Ali juga meminta untuk memenangkan caleg partai Nasdem pada pemilu 2019. "Saya menggaransi kualitas dan integritas mereka. Mereka adalah putra putri terbaik daerah ini yang direkrut melalui proses seleksi ketat dan panjang. Jadi, jangan meragukan mereka," katanya.
Kampanye terbatas berakhir dengan sesi dialog. Berbagai persoalan pembangunan juga terungkap hingga persoalan-persoalan sosial kemasyarakatan utamanya berkaitan dengan masalah jelang pemilu 2019.