Kamis 21 Feb 2019 17:38 WIB

Relawan Recovery Jalur Pendakian Gunung Slamet

Jalur pendakian Gunung Slamet ditutup sejak 10 Januari 2019.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
  Kepulan asap dari kawasan hutan lereng Gunung Slamet yang terbakar, terlihat dari pos pendakian jalur Bambangan, Desa Kutabawa, Karangreja, Purbalingga, Ahad (26/8).
Foto: Idhad Zakaria/Antara
Kepulan asap dari kawasan hutan lereng Gunung Slamet yang terbakar, terlihat dari pos pendakian jalur Bambangan, Desa Kutabawa, Karangreja, Purbalingga, Ahad (26/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Puluhan relawan yang tergabung dalam berbagai organisasi SAR dan pecinta alam, melakukan recovery pendakian Gunung Slamet. Jalur pendakian yang dilakukan recovery, adalah jalur pendakian dari Dusun Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga.

''Jalur Bambangan ini merupakan jalur pendakian yang paling banyak dijadikan rute pendakian oleh pendaki Gunung Slamet. Karena itu, kita melakukan recovery di jalur ini,'' kata Wakil Ketua Forum Koordinasi Tagana Provinsi Jateng yang juga menjadi Koordinator Tagana Banyumas, Ady Candra, Kamis (21/2).

Baca Juga

Ketua Pelaksana Program Recovery Saiful Amri yang juga anggota Tagana Purbalingga, menyebutkan upaya recovery jalur pendakian dilakukan dengan membenahi dan memulihkan jalur Pendakian sehingga lebih mudah dan lebih nyaman dilalui pendaki. ''Program recovery ini dilakukan selama dua hari, Senin (18/2) dan Selasa (29/2),'' kata dia.

Dia menyebutkan, jalur pendakian Gunung Slamet melalui Dusun Bambangan, sebelumnya sempat ditutup sementara oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Purbalingga. Penutupan dilakukan sejak 10 Januari 2019 lalu dan baru dibuka kembali pada pekan ini.

''Pada masa penutupan inilah, kami melakukan program recovery,'' katanya.

Sedangkan relawan yang terlibat dalam proses recovery, antara lain Tagana Purbalingga, Tagana Banyumas, SAR Purbalingga, Aremba Pala Purbalingga, Pramuka Peduli Kwarcab Banyumas, Pengelola View Slamet dan warga masyarakat sekitar. ''Kloter pertama yang berjumlah 17 personil, berangkat Senin (18/2). Mereka melakukan pembenahan mulai dari pos 3 hingga pos 7 di jalur pendakian,'' katanya.

Sedangkan kloter kloter kedua yang berjumlah 20 orang, berangkat Selasa (19/2). Mereka  bertugas melakukan pembenahan dan perbaikan jalur pendakian mulai dari pos 3 hingga pos Base Camp Bambangan. Termasuk membuat jalur pendakian baru yang menggeser jalur lama.

''Jalur pendakian yang lama, medan dan kondisi sudah berubah seperti seloka. Kalau masih digunakan, dikhawatirkan bisa membahayakan pendaki karena air mengalir di jalur itu,'' kata Ady.

Selain itu dia menyebutkan, relawan juga membersihkan jalur dari beberapa pohon yang tumbang, serta membenahi kondisi pondok peristirahatan yang ada di sepanjang jalur pendakian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement