REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Siti Nurbaya, mengatakan, mayoritas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Riau merupakan lahan milik masyarakat. Meski begitu, pihaknya menyatakan belum mengetahui sebab pasti karhutla karena masih melakukan pengecekan di lapangan.
“Kemungkinan siapa yang membakar hutan, kami tidak ingin menyimpulkan terlalu dini,” kata Siti Nurbaya kepada Republika.co.id, di Jakarta, Kamis (21/2).
Menurutnya, karhutla yang terjadi di Riau telah memiliki pola hotspot di tiap akhir Februari dan kadang hingga mundur ke Maret. Meski begitu, pihaknya mengaku lebih memfokuskan pada konsep penanganan karhutla yang sigap ketika karhutla dilaporkan terjadi.
Adapun laporan mengenai karhutla di Riau, pihaknya menerima laporan di saat pemadaman karhutla sudah dilakukan. Artinya, kata dia, konsep penanganan karhutla yang dilakukan pemerintah cukup reaktif.
“Jadi sudah jauh menurun ya, ketika ada api langsung kami padamkan,” katanya.
Dia menegaskan, hingga saat ini KLHK terus memantau dan melakukan antisipasi sejumlah daerah rawan karhutla. Pihaknya juga mengklaim telah melakukan sosialisasi terkait aturan-aturan di sekitar wilayah hutan dan lahan.
Pihaknya menilai, sumber masalah karhutla yang ada berasal dari lahan gambut. Oleh karena itu, kata dia, hingga saat ini pemerintah pusat terus mengajak elemen daerah agar mengawal aturan-aturan yang mengatur tentang lahan.
“Hanya saja memang ini tidak mudah untuk mengajak elemen daerah untuk mengawal ini,” katanya.