Selasa 19 Feb 2019 19:06 WIB

Aktivitas Suku Tengger di Bromo Berjalan Normal

Hujan abu vulkanik tipis dirasakan warga lereng Bromo pada Senin (19/2).

Kondisi Gunung Bromo, Selasa (19/2).
Foto: Humas BB TNBTS
Kondisi Gunung Bromo, Selasa (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Aktivitas warga Suku Tengger di lereng Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tetap berjalan normal. Warga tidak terpengaruh dengan aktivitas vulkanik gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut (mdpl) itu pada Selasa (19/2).

"Memang hujan abu vulkanik sangat tipis dirasakan warga lereng Bromo di sejumlah desa yang berada di Kecamatan Sukapura pada Senin (18/2) malam, namun hal tersebut sudah biasa dialami oleh masyarakat dan tidak mempengaruhi aktivitas sehari-hari," kata Camat Sukapura Yulius Christian di Kabupaten Probolinggo.

Baca Juga

Menurutnya aktivitas warga berjalan normal, seperti biasanya, sehingga warga yang biasa berkebun tetap pergi ke kebun sayurannya. Warga yang menjalankan ibadah di pura tetap melaksanakan seperti hari-hari biasanya, sehingga tidak berdampak bagi aktivitas warga Tengger.

"Warga di lereng gunung sudah terbiasa dengan aktivitas vulkanik Gunung Bromo dan mereka sudah paham benar dengan kondisi alam. Sehingga tidak panik dan menjalankan aktivitasnya seperti biasa," tuturnya.

Ia mengatakan warga Tengger yang bekerja sebagai pemandu wisata dengan menggunakan kuda juga tetap bekerja mengantarkan wisatawan yang naik ke Gunung Bromo. Aktivitas berjalan normal dan tidak berdampak pada warga di lereng Gunung Bromo.

"Kendati demikian, warga diimbau tetap waspada dan kami akan menyampaikan informasi apabila ada peningkatan aktivitas vulkanik pada gunung yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl itu," katanya.

Sementara dari laman Kementerian ESDM dalam siaran persnya yang ditulis pada 19 Februari 2019 menyebutkan Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo di Jawa Timur melaporkan bahwa telah terjadi embusan menerus disertai abu tipis di Gunung Bromo pada Senin (18/2) dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 600 meter di atas puncak (kurang lebih 2.929 mdpl).

PVMBG mencatat, kolom abu teramati berwarna putih hingga cokelat dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal condong ke arah barat dan barat daya. Kemudian berdasarkan rekaman dari seismograf di pos pemantau, gempa embusan terekam berupa tremor terus menerus dengan amplitudo 0,5-1mm dominan 1mm.

Tingkat aktivitas Gunung Bromo masih berada di Level II (Waspada), sehingga PVMBG mengimbau kepada masyarakat sekitar Gunung Bromo, pengunjung, wisatawan, maupun pendaki agar tidak memasuki kawasan kawah aktif Gunung Bromo dalam radius 1 kilometer.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement