Selasa 19 Feb 2019 16:26 WIB

Pemprov Dukung Pembersihan Danau Maninjau dengan Bios 44

Penemuan Bios 44 berawal dari adanya permasalahan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel

Rep: febrian fachri/ Red: Dwi Murdaningsih
Danau Maninjau
Foto: .
Danau Maninjau

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat Nasrul Abit menyebut pemerintah provinsi mendukung upaya normalisasi Danau Maninjau dan beberapa lahan gambut lainnya yang tercemar dengan menggunakan teknologi Bios 44.

Nasrul menyebut kondisi air di Danau Maninjau yang terletak di Kabupaten Agam itu memang sudah mengkhawatirkan karena sudah banyak kotoran sisa makanan ikan keramba.

Baca Juga

"Pemerintah Provinsi Sumatra Barat sangat mengapresiasi gagasan Komandan Resort Militer (Korem) 032 Wirabraja Brigjen Kunto Arief Wibowo bersama anggotanya melakukan berbagai hal perbaikan lingkungan dengan teknologi mikroba Bios 44, termasuk saat ini rencana perbaikan lingkungan danau Maninjau Agam," kata Nasrul melalui keterangan resmi, Selasa (19/2).

Nasrul kemarin, Senin (18/2) ikut dalam sosialisasi tentang penggunaan teknologi Bios 44. Saat ini upaya normalisasi Danau Maninjau dilakukan oleh Komandan Resort Militer (Korem) 032 Wirabraja.

Nasrul menyebut sebelumnya normalisasi Danau Maninjau memang menjadi perhatian dari pemerintah provinsi. Bersama Kementerian ESDM dan Kementerian PUPR mereka hendak menekan jumlah keramba di Danau Maninjau menjadi 6 ribu saja.

Namun, hal itu sulit dilakukan karena jumlah keramba di Danau Maninjau saat ini terdapat sebanyak 17 ribu. Sementara Perda untuk menertibkan keramba masih belum kuat sehingga rencana normalisasi Danau Maninjau sempat vakum.

Sekarang dengan penggunaan teknologi Bios 44 ini, Pemprov optimistis upaya normalisasi Danau Maninjau akan segera terwujud. Nasrul mengatakan Danau Maninjau yang cukup luas menjadi urat nadi bagi masyarakat sekitar.

"Percobaan dalam skala kecil telah berhasil dilakukan. Air Danau Maninjau dan air di lingkungan Kebun Sawit sudah dapat dinetralkan," ujar dia.

Dalam kesempatan yang sama, Danrem 032 Wirabraja Brigjen Kunto Arief Wibowo mengatakan sebelumnya Bios 44 telah memberikan solusi di beberapa tempat di Sumatera Selatan. Penemuan Bios 44 berawal dari adanya permasalahan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel.  Hal itu mengganggu persiapan Asian Games 2018 kemarin.

Untuk menyelesaikan itu institusi TNI kemudian bekerja sama dengan pakar biokimia molekular untuk mencobakan teknologi Bios 44. Percobaan itu berhasil di Sumsel di mana mereka dapat menetralisir air yang tercemar akibat kabut asap dan kebakaran hutan.

Bios 44 merupakan paduan mikroorganisme  yang akan memperkecil sampai menutup rongga-rongga lahan gambut. Karena itu, lahan tersebut tidak akan mudah terbakar.

Bios 44 berfungsi menormalisasi lahan untuk kembali seperti semula. Inovasi ini cukup sederhana.

Bahan-bahan yang dipakai mudah didapat seperti air, ragi, susu bubuk, cornet beef, dan gula pasir. Waktu pembuatannya sekitar sebulan. Biaya penemuannya juga tidak besar.

’’Intinya dengan  niat baik, semua upaya kita akan lancar,’’ ujar Brigjen Kunto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement