Selasa 19 Feb 2019 16:02 WIB

BPBD: Lokasi Kebakaran Jauh dari Area Perusahaan

Jaringan Kerja Penyelamatan Hutan Riau menyatakan ada 53 titik panas terdeteksi.

Warga melintas di jalan yang berkabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Kota Dumai, Dumai, Riau, Jumat (15/2/2019).
Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Warga melintas di jalan yang berkabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Kota Dumai, Dumai, Riau, Jumat (15/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, Edwar Sanger, menyatakan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di pesisir Riau masih jauh dari konsesi perusahaan kehutanan. Pemerintah provinsi menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Saya lihat sepertinya masih jauh dari area perusahaan, tapi pastinya perusahaan sudah berdebar-debar sekarang," kata Edwar Sanger usai rapat penetapan Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Riau di Pekanbaru, Selasa (19/2).

Baca Juga

Ia mengatakan sudah melakukan pemantauan melalui helikopter di daerah yang terbakar, seperti Rokan Hilir (Rohil), Dumai, Kepulauan Meranti, dan Bengkalis. Kondisi cuaca di daerah pesisir sangat minim hujan, lokasi kebakaran juga jauh dari akses jalan, ditambah lagi angin berhembus kencang.

Karena itu, ia meminta pihak perusahaan kehutanan dan kelapa sawit jangan hanya berpangku tangan melihat kondisi tersebut. Karhutla di sekitar area perusahaan, meski itu milik masyarakat, harus dibantu pemadamannya agar tidak meluas.

"Perusahaan harus membantu," katanya.

Edwar mengatakan hal itu terkait pernyataan Jaringan Kerja Penyelamatan Hutan Riau (Jikalahari) yang mengungkapkan ada puluhan titik panas di 13 areal perusahaan industri kehutanan dan kelapa sawit di Provinsi Riau selama periode 11-17 Februari 2019. Dalam periode 11 hingga 17 Februari 2019, terdapat 53 titik panas yang terdeteksi di areal perusahaan industri kehutanan dan kelapa sawit. Titik panas tersebut memiliki tingkat kepercayaan 0-100 persen.

Sebanyak 50 titik berada di areal konsesi industri kehutanan. Rinciannya, ada tujuh titik di konsesi perusahaan grup APP dan perusahaan pemasok bahan baku, dan 43 titik di konsesi grup APRIL dan perusahaan pemasoknya. Selain itu, ada tiga titik panas yang terdeteksi di perusahaan kelapa sawit. 

Dari seluruh jumlah tersebut,  Jikalahari menyatakan ada 26 yang terindikasi kuat adalah titik api kebakaran karena punya tingkat keakuratan 70 sampai 100 persen. Rinciannya, ada 19 titik di konsesi PT Sumatera Riang Lestari dan enam titik PT Rimba Rokan Lestari, yang keduanya adalah perusahaan suplier grup APRIL. Sementara itu, di areal HGU kelapa sawit ada satu titik yakni di PT Sarpindo Graha Sawit Tani.

Corporate Communication Manager PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP) dari April Grup, Jarot Handoko menanggapi laporan Jikalahari tersebut dengan menyatakan bahwa data titik panas belum tentu merupakan kebakaran. "Pembuktiannya harus cek lapangan, cross check saja ke BPBD supaya lebih valid," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement