Selasa 19 Feb 2019 10:13 WIB

Teknologi Informasi Dukung Reformasi Birokrasi Kesehatan

Kehadiran Teknologi Informasi menjawab tantangan reformasi birokrasi

Dokter Lulis Delawati
Foto: Dokumentasi Pribadi
Dokter Lulis Delawati

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Lulis Delawati* dan Muhardi**

Perkembangan teknologi informasi saat ini berkembang begitu pesat. Keberadaannya bisa berdampak positif dalam peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat di berbagai bidang kehidupan.

Penerapan teknologi informasi telah menjadi alat dalam proses bisnis perusahaan yang membuat aliran informasi berjalan cepat secara internal maupun eskternal. Di antaranya meningkatkan produktivitas, efektivitas, efisiensi, mutu, kreativitas, dan pemecahan masalah.

Kegunaan utama teknologi informasi adalah membantu pemecahan masalah dengan kreativitas tinggi dan membuat manusia semakin efektif dalam memanfaatkannya. Sehingga kualitas pengolahan informasi merupakan faktor penting bagi keberhasilan suatu organisasi.

Manfaat dari teknologi informasi bisa diterapkan secara maksimal di bidang kesehatan khususnya layanan rumah sakit. Fasilitas kesehatan rumah sakit sebagai suatu institusi membutuhkan suatu teknologi informasi ini untuk memperbaiki pelayanan medis, mengurangi kesalahan medis, menyediakan akses informasi yang tepat waktu, dan pada saat yang sama harus bisa memonitor aktivitas pelayanan serta mengendalikan biaya operasional.

Kehadiran teknologi informasi ini juga untuk menjawab tantangan reformasi birokrasi yang digulirkan pemerintah. Sebagai pemberi pelayanan kepada rakyat, pelayanan kesehatan mengalami suatu perkembangan yang dinamis seiring dengan perubahan di dalam masyarakat itu sendiri.

Pelayan publik bidang kesehatan menjadi salah satu perhatian serius dari pemerintah, lantaran salah satu bidang pelayanan publik terbesar yang dilakukan setelah pelayanan publik bidang pendidikan. Hal ini disebabkan karena pelayanan publik bidang kesehatan, terutama rumah sakit, menyangkut hajat hidup orang banyak dan berhubungan langsung dengan aspek sosial kemanusiaan.

Sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 Pasal 28 H ayat 1 bahwa setiap orang berhak mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai. Maka fasilitas dan pelayanan publik bidang kesehatan harus lebih mudah diakses, sehingga masyarakat mendapatkan kepuasan dengan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.

Teknologi informasi di rumah sakit tidak bisa terlepas dari Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang terintegrasi. SIMRS salah satu subsistem penting dalam pelayanan rumah sakit. Keberadaan dan fungsionalitas SIMRS akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi seluruh pelanggan rumah sakit, baik pasien, dokter, perawat, seluruh sumber daya manusia lainnya, pihak manajemen, mitra rumah sakit sampai dengan pemangku kepentingan.

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan rumah sakit tipe C dan D yang

merupakan populasi rumah sakit terbesar di Indonesia ditemukan banyak SIMRS yang tidak fungsional. Rata-rata fasilitas kesehatan itu masih menggunakan sistem konvensional karena SIMRS sebagian besar belum fungsional, bagian pendaftaran hanya input data pasien ke SIMRS secara manual.

Sistem manual ini terkadang menunjukkan lemahnya koordinasi antar pelayanan dan kurangnya dukungan informasi yang cepat, tepat, akurat, serta terintegrasi. Karena itu, dibutuhkan teknologi informasi yang dapat memudahkan bagi warga untuk mengakses layanan kesehatan di rumah sakit dan puskesmas.

Untuk itu dapat dikembangkan desain sistem informasi front office berbasis android terintegrasi dengan SIMRS. Hal ini telah diujicobakan di Rumah Sakit Umum Daerah Al-Mulk (RSAM) Kota Sukabumi, Jawa Barat sebagai rumah sakit tipe D. Sistem informasi ini diberi nama FIS RAM atau Front Office Information System Rumah Sakit Al-Mulk dan dapat diunduh di Playstore.

Sistem informasi front office ini berisi tentang informasi profil rumah sakit, denah rumah sakit, informasi tarif rumah sakit, informasi dokter dan jadwal pelayanan, pengaduan pasien atau masyarakat, kepuasan pelanggan, serta pendaftaran secara online. Integrasi dari sistem informasi ini yaitu data pasien dan dokter sistem informasi front office berbasis android dengan SIMRS. Hasil uji coba mampu mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan kualitas informasi sistem yaitu aksesibilitas, ketepatan waktu, dan kelengkapan informasi.

Penerapan teknologi informasi untuk pelayanan front office merupakan cikal bakal terbentuknya rumah sakit digital. Output atau hasil yang diharapkan dari dibangunnya sistem informasi front office berbasis android ini adalah alur pelayanan menjadi lebih cepat, waktu tunggu pasien menjadi lebih cepat.

Selain itu pasien mudah mengakses rumah sakit, informasi diterima lebih mudah dan lengkap, serta adanya integrasi dari sistem yang ada. Sementara hasil dari output yang terealisasi yaitu adanya peningkatan mutu dan pelayanan rumah sakit untuk menghadapi era reformasi birokrasi.

Sistem informasi front office ini telah merubah sistem konvensional menjadi sistem online berbasis teknologi informasi menggunakan android. Dengan sistem ini terjadi perubahan area dalam reformasi birokrasi.

Perubahan tersebut adalah adanya kepastian waktu tunggu pasien, mengurangi biaya operasional, mengurangi tugas front office, mengurangi alur pelayanan pendaftaran, kemudahan aksesibilitas pasien terhadap informasi dan komunikasi, serta mengurangi risiko terjadinya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Penerapan teknologi informasi ini juga mengantisipasi adanya warga yang belum mengetahui sistem pendaftaran secara online atau untuk pasien yang langsung datang ke rumah sakit. Sehingga manajemen rumah sakit menyediakan personal komputer yang dilengkapi aplikasi sistem informasi front office untuk pasien.

*) Mahasiswa Magister Manajemen, Konsentrasi Manajemen Rumah Sakit, Program Pascasarjana Universitas Islam Bandung.

**) Dosen Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Islam Bandung

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement