Selasa 19 Feb 2019 02:17 WIB

Tak Ada Makanan di Hutan, Belasan Gajah Masuk Kampung

Petugas menggiring gajah agar kembali masuk ke hutan.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nur Aini
Penangkaran Gajah, Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung, (20/3).
Foto: Republika / Darmawan
Penangkaran Gajah, Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung, (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Tak ada makanan lagi di hutan, kawanan gajah liar berjumlah 12 gajah masuk kampung warga di Desa Siderejo, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung, Senin (18/2). Selain merusak ladang penduduk, gajah-gajah tersebut juga merusak gubuk-gubung di kebun warga.

Gajah-gajah tersebut masuk kampung warga untuk mencari makanan. Tempat habitat gajah di hutan lindung Taman Nasional Bukit Barisan (TNBBS) Lampung saat ini sudah banyak dibuka ladang oleh penduduk, sehingga ruang gerak gajah semakin terjepit dan satu-satunya jalan keluar hutan mengambil makanan di ladang warga.

Berdasarkan data yang diperoleh di TNBBS Lapung, Senin (18/2), kawanan gajah berjumlah 12 individu tersebut, telah merusak gubuk, pondok, dan tanaman di kebun warga. Gajah-gajah tersebut belum kembali ke hutan tempat habitatnya. Tim dari Balai Besar TNBBS dan pihak terkait masih melakukan upaya penggiringan kawanan gajah ke hutan.

 

Kepala Balai Besar TNBBS Lampung Agus Wahyudiono mengatakan, tim dari TNBBS dan lainnya telah berada di lokasi kejadian. Tim masih berusaha melakukan peggiringan agar gajah dapat masuk hutan kembali. “Tim selalu ada untuk menggiring gajah-gajah itu,” kata Agus.

Sedangkan Kepala TNBBS Resor Suoh, Sulki menyatakan gajah-gajah liar yang masuk kampung warga telah merusak sejumlah gubuk dan pondok, dan merusak tanaman di ladang warga. Gajah-gajah itu masuk kebun warga berjumlah 12 gajah. Menurut dia, belum ada konflik gajah dan manusia. “Masih berusaha digiring masuk hutan,” kata Kepala TNBBS Resort Suoh Sulki.

Tim yang turun untuk menggiring gajah, salah satunya dengan melakukan pemukulan kentongan kayu dan membawa obor. Tim mengelilingi kampung-kampung agar gajah tidak bergerak ke permukiman penduduk yang terancam terjadi konflik gajah dan manusia. Tim secara bergantian melakukan ronda mengelilingi kampung agar ruang gerak gajah terbatasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement