Senin 18 Feb 2019 18:35 WIB

Transjakarta Kaji Penerapan ETLE di Busway

Jalur Transjakarta harus steril dari kendaraan roda empat atau dua.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Friska Yolanda
Kendaran mobil dipaksa berjalan mundur saat menerobos sekaligus melawan arah jalur Transjakarta di Kawasan Jalan Matraman, Jakarta, Selasa (4/9).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kendaran mobil dipaksa berjalan mundur saat menerobos sekaligus melawan arah jalur Transjakarta di Kawasan Jalan Matraman, Jakarta, Selasa (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) tengah mengkaji penerapan sistem tilang elektronik atau electronic traffic law enforcement (ETLE) di jalur khusus bus Transjakarta atau busway. Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph mengatakan, sistem ETLE sebagai upaya mensterilkan jalur Transjakarta dari kendaraan yang menerobos.

"Kami sedang menjajaki kira-kira kalau jalur busway dipasangi kamera ETLE, memungkinkan atau tidak. Saat ini kami sedang melakukan studi lebih mendalam," ujar Daud di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (18/2).

Baca Juga

Menurut dia, jalur Transjakarta harus steril dari kendaraan roda empat atau dua yang kerap menerobos. Hal itu agar bus Transjakarta sesuai namanya sebagai Bus Rapid Transit (BRT), bus yang cepat, nyaman, aman dan tepat waktu dari infrastruktur, kendaraan, dan jadwal.

Daud mengatakan, pihaknya ingin menerapkan ETLE di jalur bus Transjakarta karena Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya menyebut adanya penurunan jumlah pelanggar. Ketika uji coba ETLE diterapkan di kawasan Sarinah dan Patung Kuda, Jakarta Pusat, berdampak juga pada jalur bus Transjakarta yang tidak dimasuki kendaraan lain. 

Dalam rangka menerapkan ETLE nantinya, PT Transjakarta akan memasang Closed Circuit Television (CCTV) di setiap halte Transjakarta. Untuk itu, lanjut Daud, kajian yang dilakukan PT Transjakarta saat ini terkait biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan CCTV tersebut.

"Pengadaan (CCTV) kami dengan sendiri.  Sistemnya baru tersambung dengan Polda Metro Jaya," kata dia.

Sementara, saat ini ada 255 halte Transjakarta di 13 koridor. Daud menyebut, masing-masing halte membutuhkan dua CCTV untuk mengawasi kedua arah, sehingga CCTV yang dibutuhkan sebanyak 510 unit.

Untuk itu, ia menjelaskan, kajian penerapan ETLE perlu dilakukan secara mendalam agar biaya yang dikeluarkan sebanding dengan manfaat yang diterima. PT Transjakarta ingin jalur khusus bus steril agar waktu tempuh menjadi lebih singkat.

"Kalau memang ternyata hasil kajiannya menyatakan cukup visibel, dengan dana yang relatif efisien, kami bisa mencapai tujuan, yaitu jalurnya steril," tutur Daud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement