Senin 18 Feb 2019 17:01 WIB

Reaktor Nuklir Pertama Indonesia akan Berusia 54 Tahun

PSTNT akan memberikan layanan uji emisi untuk kendaraan roda empat pada 20 Februari.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Kolam reaktor riset nuklir di reaktor serba guna G.A. Siwabessy milik Badan Tenaga Atom (BATAN), Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (23/4).
Foto: Antara/BNPT/RN
Kolam reaktor riset nuklir di reaktor serba guna G.A. Siwabessy milik Badan Tenaga Atom (BATAN), Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Reaktor riset pertama yang dimiliki Indonesia yakni Reaktor TRIGA, pada 20 Februari 2019 genap berusia 54 tahun. Menurut Kepala Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Jupiter Sitorus Pane, hingga kini reaktor TRIGA tetap beroperasi dan berfungsi dengan baik.

Untuk memperingati berdirinya Reaktor TRIGA 2000, PSTNT akan menggelar beberapa kegiatan diantaranya memberikan layanan uji emisi untuk kendaraan roda empat pada 20 Februari di halaman PSTNT. Selain itu, pada bulan September 2019 mendatang akan menggelar pameran hasil penelitian dan pengembangannya terkait dengan pemanfaatan reaktor.

Baca Juga

Reaktor dengan kapasitas awal 250 Kw berlokasi di Jl. Tamansari No 71, Bandung, diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden pertama RI, Soekarno pada tahun 1965 yang menandai babak awal perkembangan teknologi nuklir di  Indonesia.

"Untuk meningkatkan kapasitas reaktor, maka pada tahun 1971 daya reaktor ditingkatkan dari 250 kW menjadi 1000 kW yang selanjutnya pada bulan April 1996 dilakukan peningkatan daya untuk kedua kalinya hingga mencapai 2000 kW,"ujar Jupiter kepada wartawan, Senin (18/2).

Jupiter mengatakan, proses up-grading ini telah dilaksanakan sampai tahap commissioning nuklir dan pencapaian daya 2000 kW. Kini reaktor telah mempunyai daya 2000 kW, maka nama reaktor diubah menjadi Reaktor TRIGA 2000.

"Rektor TRIGA 2000, diresmikan pengoperasiannya oleh Wakil Presiden RI Megawati Soekarnoputri pada tanggal 24 Juni 2000,” katanya.

Menurut Jupiter, reaktor TRIGA 2000 pada 2011 hingga 2016 sempat dihentikan operasinya dikarenakan batang kendali reaktor sudah melebihi batas operasinya. Yakni, jumlah fraksi bakar terhadap bahan bakarnya telah melebihi yang dipersyaratkan yakni 50 persen. Selain itu, karena pertimbangan usia, perlu dilakukan penguatan struktur gedung reaktor untuk mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan sebagaimana yang telah direkomendasikan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

Agar reaktor tetap dapat beroperasi dengan aman dan selamat dalam melayani masyarakat, menurut Jupiter, BATAN berupaya membuat batang kendali sendiri dengan memanfaatkan material dari dalam negeri dan melakukan penguatan struktur gedung reaktor. Batang kendali buatan sendiri telah diujicobakan di teras reaktor, dan hasilnya cukup memuaskan. "Dengan kesungguhan para ahli di BATAN, akhirnya batang kendali buatan dalam negeri dapat dihasilkan dan menjadi sebuah karya yang patut dibanggkan,” katanya.

Akhirnya, kata dia, Reaktor TRIGA 2000 sejak 29 Mei 2017 dioperasikan kembali setelah mendapatkan izin operasi dari Bapeten. Dengan beroperasinya reaktor ini, menurut Jupiter, perlu program pendayagunaan reaktor yang efektif dan efisien, sehingga keberadaan reaktor dapat memberi manfaat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

Program pendayagunaan reaktor, kata dia, terutama ditujukan untuk meningkatkan penguasaan teknologi nuklir bangsa Indonesia. “Sesuai dengan namanya, reaktor TRIGA dioperasikan untuk tiga kegiatan pokok yang yaitu sebagai sarana training, research, dan isotope production,” katanya.

Sebagai sarana training, kata dia, reaktor TRIGA dimanfaatkan untuk pelatihan operator dan supervisor reaktor, petugas dan supervisor perawat reaktor, petugas proteksi radiasi, petugas dan supervisor pengolahan radioisotop dan senyawa bertanda, petugas dan supervisor Analisis Aktivasi Neutron, ahli netronik, ahli thermohidrolik reaktor, radiokimia, dan radiofarmasi. Selain itu, reaktor juga difungsikan sebagai penghasil radioisotop yang sangat dibutuhkan di dunia kesehatan, industri, dan lingkungan.

Produk Reaktor TRIGA 2000, kata dia, antara lain Bromium-82 digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa dan telah berhasil diterapkan untuk tes kebocoran heat exchanger (HX) di PT. Asahimas Chemical, Cilegon pada tanggal 9 Mei 2018. Selain itu juga dirpoduksi Iodium-131 yang banyak digunakan di bidang kesehatan, kedokteran nuklir, contohnya digunakan untuk terapi tyroid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement