Senin 18 Feb 2019 14:36 WIB

Wapres JK Diminta Selesaikan Wacana Penutupan TN Komodo

Banyak warga yang menggantungkan hidupnya dari wisata TN Komodo.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolanda
Taman Nasional Komodo, NTT
Foto: Republika TV/Fian Firatmaja
Taman Nasional Komodo, NTT

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari daerah pemilihan (dapil) Nusa Tenggara Timur (NTT), Andreanus Garu meminta Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) turun tangan terkait wacana penutupan Taman Nasional (TN) Komodo oleh Pemerintah Provinsi NTT. Menurutnya, Wapres sebagai Duta Komodo, dinilai dapat menjernihkan persoalan tersebut.

Andreanus mengungkap rencana penutupan tersebut berdampak pada penurunan minat wisata di sekitar Taman Nasional, salah satunya Labuhan Bajo, NTT. Banyak masyarakat yang menggantungkan kehidupannya di sektor pariwisata NTT tersebut mulai resah dengan penurunan wisata tersebut.

Baca Juga

"Sehingga kalau beliau mengeluarkan statement tentang situasi masyarakat yang lagi resah dengan penutupan Komodo, tentu image (citra) baik masyarakat lokal maupun agen-agen pariwisata, agen-agen perjalanan baik dalam negeri maupun luar negeri ini akan pulih," ujar Andreanus usai menghadap JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (18/2) 

Dalam kesempatan itu, ia dan perwakilan masyarakat Labuan Bajo itu juga mengundang Wakil Presiden untuk hadir di Labuan Bajo. Menurutnya, Labuan Bajo yang masuk dalam pengembangan 10 wisata baru, dan masuk empat wisata super prioritas itu, mengandalkan TN Komodo sebagai salah satu ikon kebanggaannya.

"Agenda yang kita bawa hari ini, kita datang meminta Pak JK mengeluarkan statement tentunya kaitan dengan wacana ini, supaya masyarakat tidak resah, karena beliau juga merupakan Duta Komodo," ujar Andreanus.

Masyarakat NTT mendukung gagasan Pemerintah Provinsi NTT dan Kementerian terkait untuk memperbaiki dan mengembangkan ekosistem Taman Nasional Komodo. Namun, menurutnya, hal itu tidak kemudian menutup Taman Nasional Komodo. Jika persoalan karena kurangnya ekosistem rusa, yang merupakan pakan dari Komodo, maka yang harus dicarikan solusi adalah pengembanganbiakkan rusa-rusa tersebut.

"Selama ini makanan kurang karena ada perburuan liar. Tadi kita ada solusi, ada Pak Sofyan, juga Pak Wapres, mungkin kita tempatkan pulau lain yang di sana untuk pengembangbiakan rusa dan makanan lain. sehingga tidak mengganggu ekosistem yang ada," ujar Andreanus.

Karenanya, ia tidak mendukung rencana penutupan TN Komodo secara keseluruhan. Menurutnya, akan lebih baik jika pengembangan rusa dan Komodo dilakukan secara bertahap.

Karena TN Komodo berada tersebar di beberapa pulau di NTT. Dengan begitu, pemerintah juga dapat mengantisipasi dampak penurunan wisata kepada masyarakat sekitar.

"Mungkin tahun ini yang mau dikembangkan itu adalah pulau komodonya dengan perbaikan sarana-sarana, kita oke. Tapi harus ada solusi juga, masyarakat dengan pariwisata yang ada, sudah ada homestay-nya, sudah siapkan tempat untuk mendatangkan tamu, terus apa solusinya (kalau ditutup)," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement