REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Debat Pilpres 2019 sudah berlangsung dua kali, beberapa pernyataan capres terbukti hoaks. Pernyataan hoaks di debat ini lantas menjadi polemik di masyarakat. Tidak sedikit warganet meluruskan melalui fakta atas data dan fakta yang terjadi sebenarnya.
Direktur Eksekutif Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria mengakui pernyataan hoaks dari capres di debat Pilpres masuk ke rumah-rumah melalui tayangan live dari televisi nasional. Pernyataan hoaks ini bahkan tidak diluruskan oleh media mainstream, tapi justru diproduksi, diulang-ulang dan disebarluaskan.
"Sementara upaya pelurusan atas hoaks tersebut lebih banyak dilakukan pengguna medsos dan media online," kata Hariqo dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (18/2).
Ia mengapresiasi setinggi-tingginya kerelawanan pengguna medsos, media online, situs lembaga untuk meluruskan hoaks yang disampaikan dalam debat pilpres. Bahkan ada yang secara sukarela membuat transkip debat dan menyebarkannya. Namun ragu hanya sedikit orang yang membaca pelurusan hoaks.
"Saya yakin hoaks lebih banyak dikonsumsi ketimbang penawarnya," kata dia.
Ia mengusulkan perlunya pelurusan atas berbagai hoaks di tahapan debat selanjutnya. Sesi pelurusan infomasi ini sebaiknya masuk dalam susunan acara debat ketiga. Di sini televisi harus memilih kepentingan nasional ketimbang kepentingan elektabilitas capres.
"Usulan pelurusan informasi ini juga dapat diterapkan dalam berbagai debat antar jubir Capres yang setiap hari tayang di televisi," ujar dia.