REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) Joko Widodo mengaku tidak mudah untuk mengelola negara sebesar Indonesia. Dia mengatakan, dibutuhkan ketegasan dan keberanian untuk mengelola nusantara.
"Butuh sebuah ketegasan dan keberanian dalam membuat kebijakan-kebijakan untuk kebaikan negara ini," kata Jokowi usai menjalani debat kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Ahad (17/2).
Jokowi mengaku beruntung memiliki pengalaman dalam tata kelola pemerintahan sebelumnya. Dia mengatakan, dirinya pernah mengelola sebuah kota sebagai walikota, provinsi sebagai gubernur DKI Jakarta dan empat setengah tahun ini mengelola negara.
Capres pejawat ini mengatakan, keberanian dibutuhkan guna mengambil kebijakan semisal pembubaran mafia migas petral. Sementara, ketegasan juga diperlukan untuk mengambil alih blok rokan, mahakam hingga saham Freeport dimana 51 persen mayoritas telah dimiliki Indonesia.
Jokowi mengaku tidak takut apapun jika itu berkaitan dengan kepentingan nasional, rakyat dan bangsa. Dia mengatakan, dirinya hanya takut kepada Tuhan YME.
Sebagai presiden dan calon kepala negara, Jokowi mengaku akan berupaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki negara. Dia mengaku akan menggunakan keseluruh tenaga dan kewenangan yang dimiliki untuk memperbaiki nusantara.
"Untuk Indonesia kita maju, untuk rakyat kita sejahtera," tutup Jokowi.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menentukan tema, waktu serta lokasi debat kandidat kepala negara kedua. Debat kedua pilpres akan digelar pada Ahad (17/2) di Hotel Sultan, Jakarta. Peserta debat adalah capres yang akan membahas tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.