Sabtu 16 Feb 2019 00:20 WIB

PBNU Sarankan Fadli Minta Maaf ke Mbah Moen

Puisi Fadli menyinggung perasaan keluarga besar PBNU.

Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faishal Zaini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Helmy Faishal Zaini menyarankan Fadli Zon agar meminta maaf soal puisi berjudul Doa yang Tertukar. Puisi tersebut mengaitkan dengan KH Maimoen Zubair.

"Ya, sebagai yang masih muda sebaiknya yang bersangkutan meminta maaf dan segera 'sowan' kepada Mbah Moen," kata Helmy kepada wartawan di Jakarta, Jumat (15/2).

Baca Juga

Dia meyakini Kiai Maimoen sudah memaafkan tanpa dimintai maaf. Tapi etika dan adab mengajarkan untuk meminta maaf apalagi kepada yang lebih sepuh dan alim.

Menurut dia, Fadli yang menulis puisi tersebut menyinggung perasaan keluarga besar Nahdlatul Ulama. Puisi tersebut jika dilihat dari konteks rangkaian peristiwa tentu sangat berkaitan dengan apa yang terjadi di Sarang, Rembang.

Helmy menilai bahwa tindakan Fadli Zon yang membuat puisi polemis tersebut sangat tidak pantas. "Kami menilai puisi itu sarat dengan muatan ketidaksopanan dan menyinggung keluarga besar Nahdlatul Ulama," kata dia.

"Sebab Mbah Moen adalah kiai sepuh dan ulama karismatik yang sangat kami hormati di lingkungan Nahdlatul Ulama. Kita harus menghormati beliau," kata dia.

Sebelumnya, Kiai Haji Maimoen Zubair atau Mbah Moen salah mengucap nama Jokowi menjadi Prabowo sebagai presiden 2019-2024 dalam doanya. Mbah Moen kemudian mengklarifikasi doa itu dan mengatakan bahwa yang ia doakan ialah Jokowi agar kembali terpilih menjadi pemimpin negara.

Fadli Zon yang selanjutnya membuat puisi dari peristiwa itu mendapat kritik dari santri dan warga nahdhiyin. Mereka menuntut Fadli meminta maaf karena dinilai telah merendahkan Mbah Moen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement