REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Bukalapak Achmad Zaky meminta maaf atas cicitannya di Twitter yang dianggap mendukung salah satu pasangan calon presiden. Lini masa Twitter, Jumat (15/2) pagi, dibanjiri tanda pagar #uninstallBukalapak akibat pernyataan CEO Achmad Zaky.
Sebelumnya, Zaky dalam cicitan yang kini sudah dihapus menyoroti dana dari negara untuk sektor penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) minim dan berharap "presiden baru bisa menaikkan" anggaran tersebut. Zaky dalam cicitan tersebut juga menyebutkan peringkat negara yang memiliki anggaran besar untuk litbang.
Istilah "presiden baru" tersebut dianggap warganet menyudutkan pejawat Joko Widodo (Jokowi). Banyak warganet yang memprotes Zaky karena tidak menghargai Presiden yang datang ke acara ulang tahun Bukalapak pada Januari lalu, hingga dianggap tidak memercayai kemampuan bangsa sendiri karena cicitan bernada pesimistis.
Zaky dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, memohon maaf dan menyatakan cicitan tersebut tidak bermaksud mendukung atau tidak mendukung calon presiden tertentu. Melainkan, ajakan untuk membangun Indonesia melalui penelitian dan pengembangan ilmiah.
"Saya, Achmad Zaky selaku pribadi dan sebagai salah satu pendiri Bukalapak, dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas pernyataan yang saya sampaikan di media sosial. Saya sangat menyesali kekhilafan tindakan saya yang tidak bijaksana tersebut dan kiranya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya," katanya.
Melalui akun Twitter @achmadzaky, ia menyampaikan bahwa negara perlu berinvestasi dalam riset dan sumber daya manusia agar tidak kalah dengan negara lain bertahun-tahun mendatang. Menanggapi cicitan Zaky yang dianggap kontroversial, warganet banyak yang menyatakan akan "uninstall" aplikasi Bukalapak dan berbelanja di aplikasi "e-commerce" lain.
Namun, beberapa akun menyatakan dukungan mereka untuk Bukalapak yang membantu UKM di Indonesia melalui tagar #DukungBukalapak, meski gaungnya tidak sampai menjadi trending topic. Bersamaan dengan isu Bukalapak, tagar #uninstallTraveloka juga ramai diperbincangkan pagi ini tetapi tidak jelas apa pemicunya. Diduga tagar ini merujuk pada peristiwa 2017 lalu yang disebut melibatkan pendiri Traveloka dalam aksi walkout saat pidato Gubernur DKI Anies Baswedan.