REPUBLIKA.CO.ID, oleh Mabruroh, Antara
Sebagai partai baru, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) seringkali melontarkan wacana-wacana berlawanan dengan arus utama. Langkah melempar wacana yang kerap menyulut pro dan kontra ini dinilai sebagai strategi PSI agar cepat dikenal publik.
"PSI tentu sedang membangun opini dan empati bahwa apa yang menjadi kelebihan beliau selama ini dan apa yang menjadi perbedaan beliau dengan partai lain," kata Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago dalam keterangan tertulis kepada Republika, Kamis (14/2).
Walaupun kata Pangi, seringkali wacananya tersebut blunder dan berlawanan dengan arus partai-partai lain. Bahkan, mungkin yang mana partai besar sekali pun menghindari isu yang dimuntahkan PSI.
"Walaupun pada saat yang sama PSI terkadang blunder karena melawan arus mainstream yang selama ini parpol nggak berani, yang penting bagi PSI bagaimana parpolnya dikenal,” kata Pangi.
Karena itulah, menurut Pangi, PSI sering membuat isu-isu yang kontroversial agar partainya cepat dikenal masyarakat apalagi menjelang pemilu serentak pada April 2019 mendatang. "Untuk lebih cepat dikenal tentu mesti buat kebijakan atau perjuangan yang kontraversial dan memunculkan polemik. Itu paling tidak yang sedang dilakukan PSI," kata Pangi lagi.
Menurut Pangi, semua dilakukan PSI dengan tujuan untuk membumikan nama PSI. Masalah apakah kemudian masyarakat setuju atau tidak, suka atau tidak dengan wacana-wacana yang digelontorkan PSI menjadi hal lain.
Karena bagaimana pun kata Pangi, akan tetap ada masyarakat yang tentu merasa terwakili dengan isu-isu yang disemburkan PSI. Karena itulah sasaran PSI, yakni masyarakat yang selama ini belum terwakili suara dan ideologinya
"Ceruk pasar yang bakal diambil PSI adalah segmen yang selama ini voter yang belum merasa terwakili suaranya dan ideologi perjuangannya,” kata dia.
Oleh karena itu sambungnya, tentu setiap narasi yang dibangun PSI terkait isu yang mereka semburkan telah dihitung ulang untung dan ruginya. “Tentu PSI telah menghitung ulang untung rugi terkait isu yang mereka semburkan,” kata Pangi .
Wacana kontroversial yang paling terakhir dilontarkan Ketua Umum PSI, Grace Natalie adalah tiga agenda PSI untuk melawan intoleransi di dalam negeri. Salah satunya, PSI akan mendorong penghapusan PBM tentang Pendirian Rumah Ibadah.
"Pertama, di tingkat nasional PSI akan mendorong deregulasi aturan mengenai pendirian rumah ibadah. PSI akan mendorong penghapusan Peraturan Bersama Menteri Mengenai Pendirian Rumah Ibadah," ujar Grace melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/2).
Menurut dia, PBM itu pada praktiknya justru dapat membatasi prinsip kebebasan beragama. Bahkan, PSI menganggap aturan ini sering disalahgunakan untuk membatasi bahkan mencabut hak konstitusional dalam hal kebebasan beribadah.
Karena itu, PSI percaya bahwa kampanye toleransi juga harus diwujudkan dalam bentuk gerakan parlementer. Salah satunya adalah untuk menghapus peraturan tersebut melalui lembaga perwakilan nantinya.
Wacana PSI itu sampai direspons oleh Ketua Komisi Kerukunan Umat Beragama Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Yusnar Yusuf yang menilai, seharusnya PSI melakukan analisis kajian yang lebih mendalam. Karena jika PBM tersebut dihapus, justru akan membuat konflik antarumat beragama di akar rumput semakin membesar.
"Jadi, saran saya kepada beliau (Grace), konsentrasi saja kepada partainya. Jangan dulu membuat sebuah rancangan kemudian rancangan itu nantinya malah itu menjadi bumerang bagi dia sendiri," kata Yusnar.
Baca juga:
- TKN Sebut tak Semua Setuju dengan PSI Soal SKB Rumah Ibadah
- Demokrat: Lama-Lama PSI Jadi Partai Sensasi Indonesia
- PSI Khawatir Muchdi Jadi 'Kuda Troya' di Kubu Jokowi-Ma'ruf
Pengakuan Grace Natalie
Analisis Pangi di atas sepertinya memang sejalan dengan apa yang pernah diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie. Saat merilis pernyataan politik resmi akhir tahun lalu, Grace mengatakan, 2018 menjadi tahun menggembirakan bagi PSI. Sebagai partai anak muda, kata dia, para aktivis dan calon anggota legislatif (caleg) PSI telah memperkaya wacana publik, menghiasi pemberitaan media cetak, daring, dan televisi.
"Dengan tulus kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan media yang secara objektif dan profesional memberitakan PSI," ujar Grace, dalam keterangan persnya, Sabtu (29/12).
Mantan presenter televisi swasta itu mengatakan, dua pidatonya sebagai Ketua Umum PSI di #Festival11 mengenai sikap menolak Perda Injil dan Syariah, serta larangan poligami bagi kader PSI, telah memantik diskusi yang hangat. Pidato itu, menurutnya, tidak hanya menjadi berita, tetapi juga menjadi artikel akademik popular di berbagai media.
"Saya senang karena dunia politik kita selama ini kering akan wacana publik dan kami telah menginisiasi perdebatan publik yang hangat," kata Grace.
Grace menyampaikan banyak yang mengkhawatirkan dua pidatonya akan menggerus popularitas PSI. Namun, dia menegaskan politik PSI adalah politik nilai dan politik ideologis.
Dia menekankan, politik tidak mesti selalu dikaitkan dengan keuntungan elektoral. Tetapi, sejauh mana partai konsisten dan tekun memperjuangkan nilai yang menjadi alasan kenapa partai didirikan.
"Akhirnya 2018 kami tutup dengan optimisme. Berkat kerja politik door to door canvassing, mendatangi rumah-rumah warga seperti yang disarankan oleh capres kami, Joko Widodo, elektabilitas PSI terus membaik. Semua lembaga survei per Desember memperlihatkan itu," jelasnya.
Grace optimistis saat ini pemilih PSI sudah berada dalam kisaran ambang batas parlemen empat persen. Dia meyakini dengan kerja keras dan ikhlas, PSI tidak hanya akan melenggang ke DPR, tapi juga menjadi partai menengah yang akan menentukan pendulum politik di Tanah Air.
"Kepada para pemilih yang masih ragu bahwa suara kalian akan sia-sia, mubazir, dan terbuang karena embusan isu PSI tidak akan lolos ambang batas parlemen, saya tegaskan suara kalian akan sangat bermanfaat untuk memastikan kehadiran sebuah partai di DPR yang akan memperjuangkan Indonesia tanpa diskriminasi dan Indonesia tanpa korupsi," tutur Grace.
Wacana Kontroversi PSI