REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membuat jargon untuk wilayah yang dipimpinnya dengan pilihan kata "Cetar". Hal ini disampaikannya dalam pidato kerakyatan bersama pasangannya Wakil Gubernur, Emil Elestianto Dardak di Tugu Pahlawan, Surabaya, Kamis (14/2).
Menurut mantan Menteri Sosial ini, kata Cetar diartikan dengan masing-masing hurufnya untuk membuat Jawa Timur menjadi wilayah yang sesuai dengan apa yang diimpikan dan diharapkan masyarakatnya. "Seperti huruf C yang artinya Cepat. Kami berdua dengan Mas Emil ingin pelayanan Pemerintah Jatim ke depannya harus cepat di semua instansi," kata Khofifah.
Kemudian, huruf E diartikan Efektif dan Efisien, yakni seluruh penyelenggaraan pemerintah Jatim harus mengacu pada keefektifan serta efisiensi, agar tidak ada penyalahgunaan uang negara, dan sasarannya tepat kepada siapa program diajukan. Sedangkan huruf T dan A digabung dan diartikan dengan kata Tanggap serta Transparansi, yakni seluruh jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Jatim harus tanggap terhadap kebutuhan rakyatnya, dan pengelolaan keuangannya harus Transparansi untuk kebaikan masa depan masyarakatnya.
"Yang terakhir adalah huruf R, kami artikan sebagai Responsif, yakni seluruh jajaran dinas di Pemprov Jatim harus mempunyai respons cepat terhadap layanan untuk percepatan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Dalam pidato kerakyatan yang dihadiri ribuan warga dari berbagai daerah di Jatim itu, Khofifah sempat menyanyikan lagu "Kabeh Sedulur, Kabeh Makmur" yang sebelumnya menjadi jargon lawan politiknya di Pilkada Jatim, Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno.
Khofifah mengaku, sengaja menyanyikan lagu itu untuk merangkul semua masyarakat Jatim, dan berjanji mengakomodir program-program yang sebelumnya diwacanakan oleh Gus Ipul - Puti Guntur Soekarno. "Kami berterima kasih juga kepada Gus Ipul dan Mbak Puti yang sudah ikhlas, dan kami siap mengakomodir programnya, karena pembangunan Jatim butuh kerja sama. Sebab membangun Jatim tidak cukup hanya dengan APBD, harus bekerja bersama-sama," katanya.
Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak dalam pidato berikutnya menyampaikan siap mendampingi Khofifah untuk bekerja dan tidak berhenti di satu titik, dan tidak hanya berfikir untuk lima tahun, melainkan bisa sampai 50 tahun. "Pembangunan tidak berhenti di satu titik, dan harus diteruskan. Saya berterima kasih menjadi wakil generasi muda bersama Khofifah," katanya.
Pidato kerakyatan ini merupakan rangkaian dari acara pawai yang dilakukan Khofifah-Emil setelah memenangi pesta demokrasi Pilkada Jatim. Sebelum menyampaikan pidato, Khofifah dan Emil berada di Masjid Al Akbar untuk melaksanakan sujud syukur, dilanjutkan pawai ke Tugu Pahlawan menggunakan 99 jeep terbuka, dilanjut arak-arakan menuju Gedung Negara Grahadi.