REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir, memberikan saran kepada capres nomor urut 02 Prabowo Subianto terkait debat kedua 17 Februari 2019. Dalam debat, Erick menyarankan agar Prabowo fokus dan tidak melebar ke isu lain.
Ia mengatakan visi dan misi soal ekonomi dan lingkungan hidup sudah ditunggu-tunggu masyarakat. "Apalagi, terakhir paslon 02 'kan sempat ingin mengubah visi dan misinya seperti yang kami punya ini 'kan cukup aneh. Ya, kami harap paslon 02 mesti percaya diri dengan visi dan misinya," kata Erick Thohir di Jakarta, Rabu (13/2).
Saat ini, ia mengatakan kubunya terus mematangkan persiapan untuk debat capres kedua, 17 Februari 2019. Ia pun menjanjikan debat itu akan lebih menarik. "Pak Jokowi sudah mempersiapkan tim sendiri, ya, sudah diskusi dan saya rasa sangat menarik, apalagi ini isu yang sedang ditunggu-tunggu," kata dia.
Debat kedua yang menampilkan Jokowi dan Prabowo Subianto akan membahas tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup. Isu ekonomi, menurut Erick, menarik karena salah satunya yang mungkin dibahas adalah lapangan pekerjaan serta sumber daya alam.
Sementara itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi akan membuat satu sesi diskusi dan lokakarya untuk mendengarkan masukan-masukan dari dari anggota komisi di DPR yang relevan. Misalnya, untuk sektor energi dan sumber daya alam akan mendengarkan masukan anggota Komisi VII DPR, infrastruktur dari Komisi V DPR, dan sektor pangan di Komisi IV DPR.
Tujuan meminta masukan anggota DPR dari fraksi partai pengusung adalah anggota DPR dinilai tahu situasi di sektor masing-masing sehingga memahami tantangan dan kendalanya selama ini.
Jangan Saling Serang
Secara terpisah, Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menyarankan kedua calon fokus mengungkapkan ide dan tidak saling menyerang pribadi. Menurut Jimly, para capres sebaiknya tidak terlalu keras dalam memperdebatkan ide dan menjauhi upaya saling menjatuhkan karena dikhawatirkan pendukung masing-masing makin memanas.
"Ini sudah terlalu serang antarrelawan dan tim sukses sudah terlalu keras di lapangan. Kalau capres serang menyerang, defensif dan ofensif itu berpengaruh ditiru lebih kasar lagi di lapangan," tutur Jimly.
Selama beberapa bulan masa kampanye, ia menilai, para pendukung dan sukarelawan telah memanas dan saling melontarkan serangan-serangan kepada satu sama lain untuk menjatuhkan.