REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang berencana membangun jalan layang di Kecamatan Cisauk untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas. Pembangunan itu ditargetkan dapat rampung dalam waktu tiga tahun.
Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budhi mengatakan, rencana itu telah diusulkan Pemkab Tangerang dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023. Saat ini, Pemkab Tangerang tengah bekerja sama dengan Puspiptek untuk merampungkan detai engineering design (DED). Hal itu dilakukan guna merinci kebutuhan biaya untuk pembangunan jalan layang tersebut.
"DED Mei selesai, perubahan anggaran Juli. Sehingga nanti sudah ada kepastian berapa biaya pembangunan itu," kata dia saat ditemui, Rabu (13/2).
Menurut dia, jika prosesnya lancar, pembebasan lahan akan mulai dilakukan pada 2019. Ia memperkirakan, ada sekitar 8.000 meter persegi lahan yang harus dibebaskan.
Ia berharap, proses pembebasan lahan dapat selesai dalam waktu satu tahun. Dengan begitu, proses kontruksi yang ditarget memakan waktu satu tahun dapat dilakukan pada medio 2019. Alhasil, pada 2021 jalan layang itu sudah bisa digunakan.
"Kita kalau lancar itu 2021 bisa beroperasi, dengan catatan pembebasan lahan itu selesai," kata dia.
Menurut Slamet, urusan pembebasan sering kali menjadi penghambat dalam membangun infrastruktur. Masyarakat, kata dia, tak jarang meminta harga jauh di atas standar. Padahal, proyek pembangunan dilakukan untuk kepentingan publik.
"Kadang masyarakat bertahan dengan harga yang jauh di atas standar. Itu jadi lama," kata dia.
Slamet menegaskan, proyek pembuatan jalan layang Cisauk itu merupakan prioritas Pemkab Tangerang. Pasalnya, sudah banyak keluhan masyarakat mengenai kemacetan di jalan, yang juga menjadi perlintasan kereta komuter tersebut.
Ia menjekaskan, jalan layang sengaja dibangun agar kendaraan bermotor yang melintas tak terganggu oleh lalu lintas kereta. Jalan itu direncakan akan memiliki panjang sekitar 500-600 meter dan lebar sekitar 12 meter. Jika telah selesai dibangun, lanjut dia, jalur bawah tetap akan dibuka untuk lalu lintas kendaraan.
"Di sana sudah cukup parah. Lalu-lintas kereta padat, pembangunan pesat, ada kawasan perumahan. Bupati ingin untuk mengatasi kemacetan di situ," tegas dia.
Dalam estimasi awal, anggaran yang akan digunakan untuk konstruksi jalan layang itu sekitar Rp 100 miliar. Dana itu, kata dia, akan sepenuhnya menggunakan APBD. Namun, ia berharap akan ada bantuan dari pemerintah pusat untuk pembangunan jalan layang itu.